WONOSOBO - Sebanyak 5 orang luka dan 1 orang meninggal dunia, setelah jembatan bambu di atas Sungai Galuh Sindupaten Kalikajar ambrol. Korban luka maupun meninggal tercebur ke sungai saat melintas di atas jembatan tersebut, sepulang bekerja.
Jembatan bambu yang melintas sungai itu ambrol pada pukul 14.30 WIB, ketika secara bersama dilewati 6 perempuan buruh tani asal Dusun Gentan Kalikajar yang pulang menjadi buruh tani di Dusun Klilin Sindupaten Kertek. Diduga derasnya air serta kondisi jembatan yang sudah mulai lapuk menjadi pemicu ambrolnya jembatan bambu tersebut.
“Memang benar ada 6 orang perempuan yang terjatuh ke Sungai Galuh menyusul jembatan bambu yang mereka lalui ambrol, 1 orang meninggal dunia dan 5 lainnya mengalami luka,” ungkap Kasi Humas Polres Wonosobo, AKP Slamet Prihatin.
Menurutnya, pada Minggu tanggal 5 Juni 2022, sekira pukul 14.30 WIB, para korban dan saksi pulang dari bekerja di lahan pertanian di Dusun Klilin Desa Sindupaten, Kecamatan Kertek menuju rumah di Kampung Gentan Kelurahan Kalikajar.
“Sewaktu para korban melintas di jembatan bambu di atas Sungai Galuh tinggi lebih kurang 8 meter panjang 15 meter, tiba-tiba jembatan tersebut patah. 5 orang berhasil menyelamatkan diri, sementara 1 korban terbawa arus. Korban selamat kemudian minta tolong dan dibantu warga sekitar,” katanya.
Masyarakat setempat bersama dengan aparat dan relawan lalu menjadi korban yang terbawa arus tersebut. Korban ditemukan meninggal dunia tersangkut di bambu pinggir sungai Dusun Ponggoyudan Desa Sindupaten Kecamatan Kertek atau sekitar satu kilometer dari tempat kejadian perkara.
“Korban yang belakangan diketahui bernama Sutiyem ( 56) kemudian dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Wonosobo dan dinyatakan sudah MD. Korban MD diserahkan kepada keluarga dan dimakamkan. Keluarga sudah menerima kejadian tersebut dan tidak mengambil tindakan hukum,” terangnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Wonosobo, Bambang Triyono mengatakan tim BPBD, SAR dan relawan telah membantu melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban yang terbawa arus Sungai Galuh Kalikajar.
“Kami meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrim belakangan ini, sebab ambruknya jembatan bambu itu tidak lepas dari terpaan hujan dan meningkatkan debit Sungai Galuh,” katanya
Diakui bahwa cuaca buruk yang ditandai dengan tingginya curah hujan dengan durasi cukup lama disertai angin dan petir, diprediksi masih akan terjadi hingga di akhir bulan juni 2022 mendatang. Pihaknya akan terus memberikan informasi kepada masyarakat terkait kondisi cuaca secara harian. (gus)