Pertanian di Kabupaten Magelang Hadapi Banyak Tantangan, Apa Saja?

Rabu 22-06-2022,07:56 WIB
Reporter : Chandra Yoga Kusuma/magelang e

MAGELANG - Sejumlah tantangan yang dihadapi pertanian saat ini di antaranya alih fungsi lahan dari dari pertanian menjadi non pertanian. Pertanian di Kabupaten Magelang menghadapi banyak tantangan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan upaya regenerasi petani dan modernisasi alat pertanian guna meningkatkan daya saing produk hasil pertanian di wilayah ini.

"Tenaga kerja juga mengalami kelangkaan. SDM (Sumber Daya Manusia) di sektor pertanian saat ini semakin nonproduktif, langka dan mahal," ucap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Romza Ernawan, Selasa (16/6/2022).

Pergeseran iklim global juga menjadi tantangan yang harus dihadapi dari sisi pertanian. Kondisi ini diperparah dengan ketidakpastian harga produk pertanian dan peluang pasarnya.

Dari berbagai tantangan tersebut, Dinas Pertanian dan Pangan melakukan upaya dengan modernisasi alat pertanian yang akan memberikan nilai lebih berupa efisiensi biaya produksi, kecepatan waktu dan peningkatan mutu produk pertanian.

"Kami memberikan bantuan seperti mesin pertanian dan sarana prasarana lain," jelas Romza.

Selain itu,  Dinas Pertanian dan Pangan juga erus mendorong kaum muda untuk menjadi petani dengan sebutan petani milenial. Menurutnya, di era teknologi 4.0 ini, petani milenial memiliki peluang mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan teknologi digital.

Romza menambahkan Kabupaten Magelang yang dikelilingi lima gunung besar yakni Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing dan Andong membuat tanahnya berpotensi untuk pertanian, mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Saat ini, 70% penduduk Kabupaten Magelang menjalankan usaha pertanian.

Pendiri Sekolah Tani Milenial, Rayndra Syahdan Mahmudin mengungkapkan dirinya terus memotivasi kaum milenial untuk menjadi petani dengan cara mendirikan Sekolah Tani Milenial.

Petani asal Semen, Trenten, Candimulyo ini telah memiliki lebih dari 2.000 petani binaan yang merupakan generasi muda. Mereka diajari budidaya produksi sampai pascapanen bahkan akses modal ke perbankan.

"Kami juga melakukan modernisasi alat pertanian. Dengan SDM di sektor pertanian yang semakin tidak produtif, maka harus diimbangi dengan SDM yang mumpuni," tutur  Rayndra.(cha)

Kategori :