WONOSOBO - Karena alasan keamanan, putaran kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 Wonosobo yang sudah bergulir hampir dua minggu itu, terpaksa dihentikan sementara.
Terkait hal tersebut DPRD Wonosobo meminta kepada suporter untuk menahan diri dan mampu membuktikan bahwa mereka benar-benar ingin sepakbola maju.
“Kita minta, semua pihak untuk menahan diri, dan tidak mengambil tindakan yang merugikan. Kami cukup prihatin dengan kejadian beberapa waktu lalu, sebab semua sudah berkomitmen kuat untuk memajukan sepak bola di Wonosobo,” ujar Wakil Ketua DPRD Wonosobo, Sumardiyo, kemarin.
Menurutnya, wakil rakyat di Wonosobo terus melakukan pemantauan terhadap kompetisi sepak bola terbesar tingkat daerah yang digelar Askab PSSI Wonosobo. Dengan harapan kegiatan itu akan mampu memberikan hiburan dan menghadirkan talenta berbakat di persepakbolaan kabupaten.
“DPRD sebagai wakil rakyat, jelas melakukan pemantauan dan supporting kepada acara itu. Dengan harapan ada kemajuan sepak bola dan juga rakyat terhibur setelah dua tahun absen lantaran pandemi covid 19,” katanya.
Namun diakui bahwa kericuhan yang muncul dalam empat pertandingan berturut-turut serta pengeroyokan terhadap asisten wasit oleh suporter, jelas merupakan tindakan yang belum dewasa dan merugikan semua pihak.
“Kami melihat panitia sudah berusaha keras untuk memastikan pertandingan berjalan aman dan lancar. Namun, ulah suporter sudah melewati batas dan perlu ada evaluasi bersama secara internal Askab, agar kedepan kerusuhan tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Ketua Umum Askab PSSI Wonosobo yang juga Ketua Komisi C DPRD Wonosobo, Wahyu Lembu Suro Nugroho meminta suporter dan official di kompetisi sepakbola Liga 1 dan Liga 2 untuk menahan diri. Tidak membuat keributan dan melampiaskan kekecewaan yang berlebihan. Sebab kompetisi tersebut adalah kepentingan bersama.
“Ini ajang sepak bola untuk semua. Liga 1 dan Liga 2 dari kita, oleh kita dan untuk kita. Semua untuk memajukan dunia persepakbolaan di Wonosobo. Kalah menang dalam sebuah kompetisi sepak bola merupakan hal lumrah,” tegasnya.
Menurutnya, jika ada hal-hal yang dipandang melanggar peraturan yang ada, silahkan buat laporan ke Komisi Disiplin (Komdis) Panpel Liga 1 dan Liga 2. Sehingga semua pelanggaran yang ada bisa diselesaikan lewat koridor hukum.
Dalam sebuah kompetisi sepakbola, lanjut dia, pasti ada kekecewaan dan ketidakpuasan dari salah satu pihak. Namun, hal itu tidak boleh sampai berujung pada tindakan anarkis dan protes berlebihan.
“Sportifitas dalam kompetisi sepak bola harus jadi kesadaran bersama. Panpel, perangkat pertandingan, official, pemain dan suporter harus saling bekerjasama demi aman, lancar dan suksesnya kompetisi Liga 1 dan Liga 2 ini,” ujarnya.
Dari suksesnya event ini, kata dia, akan jadi pengalaman dan pijakan untuk penyelenggaraan ajang yang sama di masa yang akan datang. Karena Liga 1 dan Liga 2 merupakan kompetisi resmi dan rutin yang digelar Askab PSSI Wonosobo. (gus)