WONOSOBO- Santri di pondok pesantren didorong untuk menjadi entrepreneur islami. Sehingga, diharapkan mampu membangun masyarakat yang lebih maju dan sejahtera.
Santri juga diminta tidak terburu-buru menikah, sebagai upaya menekan tingginya pernikahan dini di Wonosobo.
“Saya minta kepada seluruh santri-santriwati. Ojo podo balapan mbojo dan mensukseskan program pemerintah untuk menekan pernikahan dini. Tingkatkan skill atau kemampuan untuk memperkuat lumbung ekonomi,” ungkap Wabup Muhammad Albar saat membuka Pelatihan Bordir bagi santriwati di Pondok Pesantren Al Anwar-Jawar, Senin (4/7/2022).
Menurutnya, pemerintah membuat aturan minimal usia menikah 20 tahun, sudah melalui kajian yang panjang.
Jadi untuk santri-santriwati yang sudah siap menikah siapkan segalanya. Siapkan ekonomi dan keterampilan, siapkan mental dan yang tak kalah penting adalah kesehatan.
“Pelatihan bagi santriwati tersebut diharapkan memiliki keterampilan tambahan, yang nantinya akan bermanfaat saat terjun di masyarakat,” ucapnya.
Santri sepatutnya mampu membangun stigma positif, bahwa santri tidak hanya pandai mengaji serta pandai ilmu agama, tetapi santri juga mampu berperan dalam pembangunan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo melalui dinas dan instansi teknis terkait untuk memberikan pembekalan soft skill dan life skill untuk terus dilakukan.
“Tidak hanya berhenti pada keterampilan menjahit atau sampai dengan bordir saja, tetapi saya harap keterampilan yang diberikan dapat bervariasi menyesuaikan perkembangan teknologi dan informasi serta trend perkembangan ekonomi saat ini,” ujarnya.
Dengan penguasaan ilmu agama dan ketrampilan yang baik diharapkan santri-santriwati ke depan setelah lulus tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tetapi, mampu menjadi enterpreneur-enterpreneur Islami yang berhasil serta mampu berperan serta dalam mengurai permasalahan yang dihadapi Kabupaten Wonosobo terkait kemiskinan ekstrem maupun stunting.
“Ayo gumregah, untuk menata kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik. Kedepan akan semakin banyak lahir enterpreneur-enterpreneur Islami, yang dengan keterampilan dan kedalaman pendidikan agamanya memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya serta kesadaran akan zakat, sedekah dan infaq, sehingga mampu berperan serta dalam mengurai permasalahan kemiskinan maupun stunting di Kabupaten Wonosobo,” katanya.
Sementara itu, Kabid Binapenta Disnakerintrans Wonosobo Utik Retno, menyampaikan, Pelatihan Bordir bagi Santriwati Pondok Pesantren Al Anwar-Jawar adalah salah satu bentuk perluasan kerja.
Total ada 5 dari pondok pesantren di Kabupaten Wonosobo yang pada tahun 2022 ini mendapatkan pelatihan. Pelatihan Bordir menjadi pilihannya dan tiap pondok pesantren berbeda-beda jenis latihannya sesuai dengan kemauan santri-santriwati.
“Jadi kegiatan ini sebagai salah satu upaya untuk membuka peluang usaha serta kesempatan kerja bagi santri-santriwati,” katanya. (gus)