TEMANGGUNG, Kabupaten Temanggung digadang-gadang menjadi salah satu wilayah strategis sebagai sentra penghasil padi dan beras organik. Hal ini tak terlepas dari kondisi geografis, kultur, dan jumlah luasan lahan pertanian yang ada.
Hal tersebut diungkapkan Edi Sriyono, Pendamping Relawan Penggerak Petani Kabupaten Temanggung dan Magelang saat mengunjungi lahan persawahan di Dusun Kendal, Desa Gandon, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung bersama perwakilan umat Budha dari beberapa negara yakni Taiwan, Malaysia, dan Singapore yang tergabung dalam Majelis Mahayana Budhist, Minggu (31/7/2022).
Menurutnya, sektor pertanian Kabupaten Temanggung memiliki berbagai unsur pendukung yang mumpuni untuk ikut serta ambil bagian sebagai pengekspor di tengah tingginya permintaan padi dan beras organik di pasar internasional. Namun demikian, sebagian besar petani yang ada masih berada di fase konfersi atau tengah beradaptasi menuju perubahan kultur tersebut.
“Permintaan padi dan beras organik di pasar internasional sangat tinggi. Banyak negara lain yang kekurangan pasokan, inilah yang menjadikan Kabupaten Temanggung sangat potensial untuk ikut andil membantu mengirimkan hasil pertanian yang ada,” jelasnya.
Menurutnya, pangsa pasar internasional khusus untuk Kabupaten Temanggung sejatinya telah terbuka lebar. Pasalnya, mulai bulan Oktober tahun 2022 mendatang telah ada permintaan dari beberapa negara sebesar 300 ton per bulan.
Namun demikian, mengingat banyak petani yang masih dalam tahap konfersi, maka akan diuji cobakan terlebih dahulu sebanyak 1 kontainer berisi 18 ton beras dan 2 ton kopi organik dengan tujuan negara Taiwan.
“Kami butuh luasan lahan sekitar 400 hektare untuk memenuhi kebutuhan permintaan ekspor sebesar 300 ton per bulannya. Namun baru kita uji cobakan dulu sekitar 18 ton pengiriman beras organik yang ditanam oleh beberapa petani di lima kecamatan. Mulai Kedu, Candiroto, Tembarak, Kaloran, dan Selopampang. Untuk memenuhi ekspektasi tersebut, sementara ini kami dibantu oleh Gabungan Petani Organis Sawangan (Gatos) Kabupaten Magelang,” bebernya.
Sementara itu, Tokoh Penggerak Desa Sejahtera Astra (DSA) Kabupaten Temanggung, Sofiyudin Achmad menambahkan, permintaan ekspor padi organik ini merupakan momentum tepat bagi kalangan petani lokal untuk ambil bagian dalam upaya berbagai negara dalam menyembuhkan bumi tempat kita hidup sehari-hari ini.
Hal itu sangat penting dilakukan di tengah resesi ekonomi dunia yang tengah terjadi dan dampaknya sangat terasa saat ini.
“Maksudnya, dengan beralih menanam padi organik, berarti petani ikut serta membantu banyak pihak untuk merawat bumi kita ini. Salah satunya dengan pengurangan penggunaan pupuk pestisida dan insektisida dan memurnikannya dengan beralih menggunakan pupuk organik. Banyak dari mereka yang memperkosa lahan tanamnya sendiri dengan asupan zat-zat kimia,” ungkapnya.
Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo yang ikut dalam acara tersebut meminta agar seluruh petani yang tersebar di berbagai wilayah untuk dapat menangkap sinyalemen positif ini.
Menurutnya, selain pangsa pasar yang terbuka lebar, dengan beralih menanam padi hingga kopi organik berarti para petani sudah sangat membantu berbagai pihak untuk menjaga kelestarian alam, minimal pengurangan penggunaan zat kimia yang dapat menurunkan produktifitas tanah di lahan tanam.
“Masyarakat dunia tengah berlomba untuk beralih pemanfaatan pangan organik. Kita dengan berbagai potensi yang ada sudah seharusnya mampu memanfaatkan peluang tersebut. Utamanya lagi, ini salah satu cara efektif dalam merawat kelestarian alam dan bumi kita,” pungkasnya. (riz)