PURWOREJO, MAGELANGEKPRES.DISWAY.ID - Video kericuhan antara kader Posyandu dan Kepala Desa Kalirejo Kecamatan Bagelen pada acara penyaluran insentif kader Posyandu ramai beredar di media sosial pada Selasa (24/8).
Dalam video tersebut, terlihat beberapa ibu-ibu kader Posyandu marah kepada Kepala Desa Kalirejo, Hartoyo.
Dalam isu yang beredar di media sosial, kemarahan ibu-ibu kader Posyandu itu disebabkan adanya dugaan penyelewangan insentif Posyandu.
Namun, setelah dilakukan konfirmasi ke pihak Kecamatan Bagelen, ternyata kejadian tersebut hanya merupakan kesalahpahaman dan tidak ada penyelewengan dana.
Ketua Posyandu Desa Kalirejo saat ditemui di Balai Desa setempat pada Rabu (24/8) pagi enggan memberikan keterangan.
Begitu juga sekretaris desa setempat juga tidak berani memberikan keterangan secara mendalam mengenai kronologi kericuhan.
Pada saat itu, Kades tidak berada di kantor desa dan hanya ada beberapa perangkat desa.
Camat Bagelen, Kusairi yang dikonfirmasi saat mengunjungi Balai Desa Kalirejo, Rabu (24/8) siang membenarkan adanya kericuhan tersebut.
Namun, pihaknya membantah adanya penyelewengan dana Posyandu. Setelah beredar video kericuhan, pihaknya langsung bertemu dengan pihak kepala desa dan ketua kader Posyandu Desa Kalirejo.
Dari hasil pertemuan itu, menurutnya kericuhan hanya disebabkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Kesalahpahaman itu terletak pada prosedur pemberian insentif yang biasanya diberikan oleh perangkat desa kepada Ketua kader Posyandu yang kemudian disalurkan kepada para kader.
Pada penyaluran kali ini, kepala desa yang baru menjabat satu tahun itu ingin menyalurkannya sendiri insentif kepada masing-masing kader sebagai bentuk kedekatan pemimpin dan masyarakat.
Selain kesalahpahaman, kurangnya koordinasi antara kedua belah pihak juga diduga menjadi awal pemicu dari permasalahan ini.
"Intinya kesalahpahaman di dalam penyaluran dana operasional Posyandu yang sebenarnya nilainya tidak seberapa. Itu suatu nilai yang tidak besar namun ditunggu-tunggu karena mereka sudah melaksanakan pekerjaan sebagai kader Posyandu, tapi kok pas kebetulan waktu pembagian ada salah paham antara kepala desa dengan kader sehingga muncul masalah itu," terang Kusairi didampingi Kapolsek Bagelen, AKP Ida Widaastuti.
Menurutnya, besaran insentif bagi para kader Posyandu ini sekitar Rp5 juta yang dibagikan kepada seluruh kader setahun sekali.
Setiap kader biasanya mendapat sekitar Rp400 ribu setiap tahunnya. Agar permasalahan tidak berlarut-larut, pihak kecamatan akan segera melakukan upaya mediasi dan mempertemukan kedua belah pihak.
"Intinya kami akan segera memediasi supaya video yang sudah viral bisa diredam, karena di video itu hanya manampakkan sedikit kejadian yang ada, kejadian yang ada (keseluruhan) kan tidak seperti itu," ungkapnya.
Pihaknya berharap masalah antara kader Posyandu dan kepala desa dapat segera mereda dan mendapat titik temu bagi semua pihak, baik kepala desa, kader Posyandu, bidan, dan masyarakat.
"Harapan kami ini bisa kita mediasi sehingga tidak ada masalah lagi setelah ini, kedepan dari kecamatan, polsek atau koramil akan lebih intens melakukan pembinaan terhadap desa-desa terutama di Kalirejo yang selama ini memang agak terlambat dalam penyerapan anggaran," pungkasnya. (top)