PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Nasib naas menimpa salah satu siswa SD Negeri 2 Pangen Jurutengah. Siswa kelas 6 SD bernama Wirajati Sentika tersebut meninggal dunia saat mengikuti study tour yang diadakan oleh pihak sekolah.
Rojat, panggilan akrabnya, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di salah satu destinasi yang dikunjunginya yakni kolam renang di wilayah Bantul, Selasa (20/9) sore.
Rojat sendiri merupakan anak dari pasangan Suwaldi dan Sutirah yang tinggal di RT 3 RW 4 Dukuh Trukan Kelurahan Pangenjurutengah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo, Wasit Diono, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu.
Dijelaskan, dari hasil keterangan beberapa pihak termasuk biro travel Berkah disebutkan, musibah berawal ketika anak-anak berenang di kolam renang Puri Indah Park, Gabusan, Bantul, Yogyakarta, setelah dari Kasongan dan Taman Pintar.
Saat itu semua anak-anak terpantau berenang di kolam yang dangkal. Selesai berenang, anak-anak kemudian bilas lalu berkumpul di bus untuk kembali, namun saat di absen dam diteliti, Rojat tidak tampak di dalam bus.
"Para guru yang masih berada ldi uar bus pun bersama pengelola wisata dan biro mencari keberadaan Rojat. Betapa terkejutnya mereka saat mengetahui Rojat sudah dalam kondisi tenggelam di dasar kolam dengan kedalam sekitar 1,5 meter," jelasnya saat dimintai konfirmasi, Rabu (21/9).
Mendapati hal itu, Rojat kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat namun Rojat telah meninggal dunia.
"Kemudian korban dibawa kerumah duka untuk serahkan kepada pihak keluarga, dan korban juga telah dimakamkan ditempat pemakaman umum Soko Kelurahan Pangen Jurutengah, pada Rabu siang," katanya.
Dengan adanya peristiwa itu, seluruh pihak terkait sudah melakukan musyawarah dan tidak akan dilanjutkan ke proses hukum. Pihak Dindikbud juga ke depannya akan lebih berhati-hati agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Semalam sudah kita musyawarahkan dengan pihak sekolah, biro dan keluarga juga. Intinya masalah ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan pihak keluarga sudah menerima sebagai musibah. Ke depan kami akan lebih berhati-hati lagi ketika ada program pembelajaran di luar kelas demi keamanan dan keselamatan anak-anak," terangnya. (luk)