KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Tim dosen Universitas Tidar yang digawangi oleh Ikhwan Taufik SPd MEng dan Fuad Hilmy ST MT melaksanakan kegiatan pengabdian Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Musala “Ka’bah” Al Iman, RT 03 RW 01, Desa Maduretno, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.
Kegiatan yang mengambil tema “Santri Berdikari, Mandiri Teknologi” ini, sejatinya merupakan pelatihan kepada para santri dan masyarakat sekitar tentang teknologi mikrokontroller.
Mereka diajak “ngaji” atau belajar dasar pembuatan jam digital yang banyak dipasang di musala dan masjid.
Selain memang belum ada jam digital penunjuk waktu salat, dipilihnya musala Al Iman yang berbentuk unik menyerupai Ka’bah ini karena alasan lain. Salah satunya adanya Alquran Kuno tulisan tangan di musala tersebut.
Tulisan tangan ayat Alquran itu merupakan karya dari Syech Muh Basyin yang diperkirakan ditulis pada pada abad 18.
Hal menarik itu mengundang tim dosen Untidar untuk melaksanakan kegiatan pengabdian. Kegiatan pelatihan serupa dengan konsep dan lokasi berbeda juga telah beberapa kali dilakukan.
“Tim kami pernah melakukan pengabdian di Musala Asy Syafi’i, Sanden, Magelang, di Musala Miftakhussalam Kebumen, di Masjid Sabilul Muttaqin, Salaman, Magelang, dan di Musala Al Iman yang menyerupai Ka’bah,” jelas Ikhwan Taufik.
Kegiatan dimulai dengan penyampaian tujuan kegiatan pengabdian oleh Ikhwan Taufik. Dia berharap, pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan dasar mikrokontroller kepada para santri, khususnya dalam pembuatan jam digital berbasis mikrokontroller.
Selain itu, dia juga berharap, jam digital tersebut nantinya bisa dipasang sehingga memberikan manfaat untuk jamaah di musala Al Iman.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari ketua takmir musala, Tulus Nugraha dan perwakilan masyarakat, Wartono. Keduanya menyambut baik dan memberi apresiasi atas kedatangan tim dosen Universitas Tidar beserta mahasiswanya.
Secara simbolis jam digital itu diserahkan kepada perwalikan takmir Musala Al Iman. Kemudian, para santriwan dan santriwati juga mendapat penjelasan awal tentang mikrokontroller oleh salah satu tim mahasiswa.
Selanjutnya, peserta pelatihan dibagi menjadi lima kelompok untuk praktik secara langsung cara memprogram mikrokontroller.
“Untuk pelatihan mikrokontroller sangat baik dan tepat, karena seiring dengan kemajuan jaman kita dituntut untuk melek teknologi. Intinya pelatihanya sangat bagus. Kalau bisa malah ada pelatihan lagi,” ujar Singgih salah satu peserta pelatihan.
Setelah peserta berhasil memahami dan mempraktikkan materi ajar, kegiatan diakhiri dengan pemberian secara simbolis jam digital berbasis mikrokontroller kepada takmir musholla. Tidak lupa, seluruh peserta mendapatkan buku modul pelatihan yang dibagikan secara gratis. (adv/wid)