KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - DPRD Kota Magelang mendesak Pemkot segera merespons kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak (GGAPA). Salah satu strategi yang disarankan adalah deteksi dini masyarakat melalui call center dan fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes).
Ketua DPRD Kota Magelang, Budi Prayitno meminta Pemkot Magelang untuk menanggapi secara serius ancaman penyakit ini. Jangan sampai kejadian Covid-19 terulang, akibat kurangnya kesiapan pemerintah daerah.
Menurutnya, tidak ada salahnya jika Pemkot Magelang mengambil inisiatif sendiri, tanpa harus menunggu perintah tertulis dari pusat maupun Pemprov Jawa Tengah.
“Kebijakan di daerah harus inovatif. Tujuannya jelas untuk mencegah secara dini. Jangan sampai kita menunggu ada kasus dulu baru bertindak,” kata Udi, sapaan akrab Budi Prayitno, Minggu, 23 Oktober 2022.
Dirinya juga meminta, Dinas Kesehatan Kota Magelang sebagai garda terdepan untuk membuat langkah-langkah responsif. Misalnya, dengan menampung laporan warga melalui call center.
“Kita punya sistem yang terintegrasi, kenapa tidak dimanfaatkan itu sebagai call center. Cari tahu ada anak-anak yang demam terus terlanjur minum obat sirup tidak. Barangkali kalau melapor secara resmi kepada pemerintah mereka malu dan takut, tapi dengan call center mereka berani,” ujarnya.
Terlebih lagi, Pemkot Magelang punya fasilitas jemput sakit antar sehat. Dengan begitu, pendataan anak-anak yang sudah terlanjur meminum obat sirup ataukah mengalami demam bisa segera didata dan tertangani dengan baik.
“Di sini peran Dinas Kesehatan untuk melakukan langkah-langkah tepat dan terukur sehingga dapat mengurangi potensi risiko lebih buruk,” ungkapnya.
Sementara itu, Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz menuturkan, pihaknya masih menunggu aturan resmi dari Pemprov Jawa Tengah maupun Pemerintah Pusat terkait payung hukum penarikan obat sirup anak-anak dari peredaran.
“Sejauh ini belum ada (perintah resmi). Kita masih menunggu. Kalau sudah final baru akan kita jalankan (penarikan obat-obat sirup di apotek),” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya membuka kesempatan kepada warga apabila ada yang sudah terlanjur mengonsumsi obat demam jenis sirup untuk melaporkan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, maupun rumah sakit.
“Kita sudah punya sistem itu. Jadi untuk pencegahan, silakan masyarakat melapor bila ada gejala demam dan menyerupai gagal ginjal, terutama pada anak-anak,” ungkapnya.
Dokter Konsultan Ginjal dan Hipertensi tersebut menambahkan, pada umumnya penyakit gagal ginjal bisa disembuhkan asalkan penanganannya dilakukan secara tepat. Namun sebaliknya, gagal ginjal akut bisa meningkat tingkat keparahannya dan menjadi gagal ginjal kronis.
“Tergantung dari penanganannya seperti apa. Sampai sekarang, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum menjelaskan secara detail apa saja kandungan obat sirup yang menyebabkan gagal ginjal ini. Saya sendiri juga belum tahu,” akunya.
Aziz memastikan bahwa hingga kini tidak ada kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Kota Magelang. Dia sendiri sudah mendata di semua fasyankes yang ada.
“Alhamdulillah di Kota Magelang belum ada, dan kita harapkan memang tidak ada. Saya harap masyarakat tidak khawatir karena penyakit ini pada umumnya bisa disembuhkan,” ungkapnya.
Aziz merinci, sebenarnya ada banyak faktor yang memengaruhi seorang anak menderita gagal ginjal akut, di antaranya keracunan, demam, DBD, kekurangan cairan, dan diare.
“Nah untuk kandungan obat sirup ini dugannya adalah faktor keracunan. Tapi kami belum bisa memastikannya,” ujarnya. (wid)