MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Sukses yang diraih PT Syailendra Bumi Investama yang memproduksi minyak atsiri tak lepas dari peran Bea Cukai melalui asistensi ekspor yang terus menerus dilakukannya hingga mendunia. Endang Listiani sebagai pendiri perusahaan tersebut menceritakan awalnya mengembangkan usahanya pada 2014 hingga mulai berkembang pesat lima tahun kemudian.
“Dalam memulai usaha, kami memperbanyak relasi dengan petani dan penyuling," kenang Elis yang akrab disapa kepada petugas Bea Cukai Surakarta yang sedang melakukan asistensi. Melalui petani dan penyuling minyak atsiri, lanjut Elis, perusahaannya mencoba untuk membantu menampung dan memasarkan produk mereka.
"Saat itu saya melihat ada permainan harga. Harga minyak atsiri di pasar lokal justru lebih rendah dari biaya produksi, maka saya berinisiatif untuk dapat memasarkan produk minyak atsiri ke luar negeri,” ungkapnya.
Perjuangan yang ditunjukkan Elis tentunya menjadi motivasi yang luar biasa bagi setiap orang yang ingin menjadi pengusaha. Terlebih, perjuangannya dimulai dengan modal yang minus atau justru berhutang. “Usaha kami dulunya dimulai dengan modal yang minus, karena masih ada tanggungan hutang yang kami miliki," bebernya.
Melihat potensi besar tersebut, Bea Cukai Surakarta hadir dalam memberikan pelayanan kepabeanan di bidang ekspor. Dukungan dan asistensi terus diberikan kepada UMKM sehingga ekspor perdana PT. Syailendra Bumi Investama dapat terealisasi.
Elis mengaku perusahaannya sangat merasa terbantu sekali oleh Bea Cukai Surakarta yang telah membantu untuk dapat melaksanakan ekspor. "Tidak hanya membantu perizinan, tapi kami selalu dipandu dan didampingi oleh pihak Bea Cukai Surakarta. Selain itu, mereka bahkan mendatangi dan memberikan solusi untuk teman-teman UMKM agar ekspor dapat berjalan dengan lancar,” terangnya.
PT Syailendra Bumi Investama telah berhasil melakukan ekspor perdananya ke India pada 17 Oktober lalu. Ekspor ini menjadi sebuah langkah maju dan optimisme yang luar biasa, juga sebagai bukti bahwa UMKM Indonesia dapat mendunia dengan produknya. Produk yang diekspor berupa sugandh mantri essential oil pure sejumlah 100 kilogram dengan negara tujuan India.
Jika dilihat dari nilai devisa, maka nilai devisa yang didapatkan negara adalah sebesar USD 25.469 atau diperkirakan sekitar Rp 391 juta. "Kami tentunya berharap agar ekspor ini dapat terus berjalan dan memberikan dampak positif pada perekonomian negara," ujarnya.
Di Bengkulu, Bea Cukai bersama Kepala BKIPM, pemerintah daerah setempat, Garuda Indonesia Perwakilan Bengkulu, serta Fatmawati-Soekarno Airport Operation dan instansi terkait lainnya melakukan pelepasan ekspor lintah dari UMKM Sultan Lintah Indonesia. Ekspor ini merupakan buah dari upaya UMKM Sultan Lintah Indonesia menembus pasar internasional komoditi lintah budidaya yang memiliki potensi permintaan cukup besar dari pasar luar negeri. Sinergi antarinstansi dalam memberikan pendampingan juga berperan dalam terwujudnya ekspor ini.
Kasubdit Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Hatta Wardhana menambahkan UMKM merupakan roda penggerak utama perekonomian Indonesia. Kebangkitan UMKM artinya meningkatkan produktivitas pekerja dalam negeri serta memperbanyak peredaran produk dalam negeri. “Menjadi sebuah harapan besar bagi Bea Cukai bahwa UMKM dapat terus berkembang dan menggerakkan perekonomian, bahkan hingga mampu untuk melakukan ekspor,” pungkasnya. (mrk/jpnn)