WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Mewujudkan sekolah inklusi, Pemkab Wonosobo launching Unit Layanan Disabilitas (ULD) Bidang Pendidikan. Unit tersebut akan membuka akses lebih luas kepada siswa disabilitas atau anak berkebutuhan khusus di bidang pendidikan.
“Semua layanan pendidikan formal di Kabupaten Wonosobo dilarang menolak siswa berkebutuhan khusus atau disabilitas,” ungkap Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam acara Pengenalan Unit Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan dan Penyerahan Bantuan untuk Siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Gedung Sasana Adipura Kencana kemarin.
Hadir dalam acara tersebut, Bupati, Wabup, jajaran Forkopimda, kepala Dikpora, ketua Dewan Pendidikan, kepala sekolah serta pendidik SD dan SMP, IDW, 52 siswa dan perwakilan Geodipa Energi.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Wonosobo, melalui Dinas Pendidikan, terutama kepada para guru di lingkungan sekolah masing-masing, harus memberi kesempatan dan ruang seluas-luasnya kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus.
“Mulai hari ini tidak boleh ada satupun sekolah di Kabupaten Wonosobo sampai berani menolak anak yang berkebutuhan khusus, saya tidak mau tahu, harus diterima. Insyaallah ada berkah untuk kita, untuk keluarga, untuk seluruh masyarakat Wonosobo,” ucapnya.
Mewujudkan pendidikan berkeadilan merupakan misi Pemkab Wonosobo. Semua anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Diharapkan Unit Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan ini, mampu menstimulasi dan menumbuhkan unit layanan disabilitas di sektor lain dalam menjamin dan melindungi hak-hak disabilitas, hidup, tumbuh, berkembang, serta berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Kabupaten Wonosobo Tono Prihartono mengatakan, ULD berfungsi untuk mendampingi sekolah dan memberikan layanan kepada ABK sehingga guru memahami bagaimana cara mendampingi ABK dalam model pembelajaran.
“Setelah ini, kami akan melaksanakan pelatihan bagi guru pendamping menjadi Guru Pembimbing Khusus (GPK), targetnya seluruh sekolah SD dan SMP di Wonosobo siap melayani ABK,” ujarnya.
Menurutnya, akses pintu masuk bagi ABK, kursi roda, dan jalan landai, menjadi prioritas untuk bisa disiapkan. Selain itu, model pembelajarannya juga harus menyesuaikan dengan kurikulum untuk ABK.
Sementara itu, Ketua Ikatan Disabilitas Wonosobo Syaifurohman menambahkan, jika program ini berjalan, kelak Wonosobo akan menjadi percontohan di sektor pendidikan dalam memfasilitasi ABK mengenyam pendidikan yang setara dengan yang lain. “Kenali kami dengan kelebihan bukan kekurangan,” katanya. (gus)