Jangan Lewatkan! Dialog Kyai Semar dan Syekh Subakir dalam Pentas Wayang Kulit

Jumat 11-11-2022,16:08 WIB
Reporter : wiwid Arif
Editor : Joko Suroso

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dialog antara sosok Kyai Semar dengan Syekh Subakir di Gunung Tidar bakal diperankan melalui seni wayang kulit, Sabtu 12 November 2022 di Alun-alun Kota Magelang.

Percakapan dua tokoh yang menandai masuknya Islam di Tanah Jawa itu akan dibawakan dalang Ki Cahyo Kuntadi dengan lakon “Dumadine Punakawan”. Turut meramaikan, bintang tamu Jo Klithik Jo Kluthuk dari Ponorogo.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Sugeng Priyadi mengatakan, selain dialog Kyai Semar dengan Syekh Subakir di Gunung Tidar, juga ada penyampaian pesan-pesan Kyai Semar tentang ajaran “Asta Brata”.

“Asta Brata merupakan ajakan kepada masyarakat untuk menjaga ketenteraman dan keamanan,” kata Sugeng, Jumat, 11 November 2022.

Sugeng memaparkan, pagelaran ini nantinya diawali dengan karawitan gabungan antara anggota TNI-Polri. Selain itu, juga akan ditampilkan wayang kulit dengan dalang Kapolres Magelang Kota, AKBP Yolanda Evalyn Sebayang.

Wayang yang ditampilkan Yolanda bertujuan untuk menyosialisasikan pada masyarakat agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan.

“Pagelaran ini bertujuan untuk nguri-uri, mengembangkan budaya dimana hal ini dapat menjadi contoh yang baik,” ujar Sugeng Priyadi. 

Melalui pagelaran ini, lanjutnya, juga diharapkan masyarakat mampu bekerja sama dan guyub rukun melalui keteladanan yang baik.

“Cerita ini dikaitkan dengan legenda di Kota Magelang, seperti legenda Gunung Tidar menjadi Pakuning Tanah Jawa serta legenda lainnya. Harapannya dalang kita bisa menggambarkan cerita itu sekaligus menyampaikan ajaran-ajaran Punakawan,” imbuh Sugeng.

Menurutnya, metode seni budaya sangat cocok untuk memberikan sosialisasi tentang kebijakan pemerintah. Selain itu juga menberikan ruang kepada dalang maupun seniman lokal.

“Kalau kita mengenalkan dari lingkungan terkecil, harapannya mulai dari tetangga sekitar turut serta menyaksikan kegiatan ini,” tambah Sugeng.

Kegiatan ini akan disisipi sosialisasi dari bea cukai yang bertema "Gempur Rokok Ilegal". Gelaran ini didukung anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Sebagai informasi, pagelaran wayang ini diadakan sekaligus dalam rangka peringatan Hari Wayang yang jatuh tanggal 6 November. (wid/adv)

Kategori :