Hadapi Perubahan Iklim Ekstrim, Ini yang Dilakukan Petani di Purworejo

Rabu 19-07-2023,15:53 WIB
Reporter : Eko Sutopo
Editor : Lukman Hakim

PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Para petani padi dari berbagai desa di wilayah Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo didorong untuk menerapkan teknologi berbasis Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas iklim melalui program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) Kementerian Pertanian RI.

Selain mendongkrak produktivitas, penerapan teknologi CSA melalui modernisasi alat juga penting sebagai upaya mengantisipasi perubahan iklim ekstrim dan krisis pangan global saat ini.

Dorongan tersebut dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Purworejo dengan menggelar Farmer Field Day (FFD) atau Hari Temu Lapang Petani di lahan Kelompok Tani Bogo Sembodo Desa Tlogorejo Kecamatan Purwodadi, Selasa (18/7).

BACA JUGA:BPP HIPMI Sebut Pertumbunan Ekonomi Purworejo Lampui Angka Nasional

Kegiatan diikuti seratusan peserta terdiri atas petani dan perwakilan kelompok tani pelaksana kegiatan CSA SIMURP Kecamatan Purwodadi Tahun 2023. Hadir antara lain Kepala DKPP Purworejo yang diwakili PJ Kegiatan Program SIMURP Kabupaten Purworejo, Turoso STP, jajaran Forkopimcam Purwodadi, POPT, dan sejumlah Penyuluh Pertanian Balai penyuluhan pertanian (BPB) Kecamatan Purwodadi, serta para kepala Desa di sekitar Tlogorejo, seperti Desa Kesugihan, Sumberrejo, Brondongrejo, dan Sendangsari.

Kegiatan diawali dengan pelaksanaan ubinan untuk mengukur produktivitas lahan. Selanjutnya para peserta diajak menyaksikan demonstrasi panen menggunakan Alsintan Combine Harvester. Dari ubinan yang dilakukan oleh kelompok tani bersama PPL, diperoleh hasil rata-rata 9,12 ton/ha gabah kering panen untuk varietas padi Memberamo. Mereka kemudian difasilitasi sosialisasi dan berdiskusi dengan narasumber dari PT Corin Mulya Gemilang Cabang Jateng-DIY.

Koordinator BPB Kec Purwodadi, Suyudiyono SST, dalam laporannya menyampaikan FFD menjadi bagian dari pelaksanaan Program CSA SIMURP Kementan. Menurutnya, CSA sangat penting untuk mengantisipasi perubahan iklim ekstrim dan krisis pangan global saat ini.

BACA JUGA:Sudjadi Ajak Sejumlah Kementerian Dengarkan Aspirasi Konstituen

Pasalnya, CSA merupakan sebuah pendekatan yang mentransformasikan dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan guna mendukung pertanian berkelanjutan. Selain itu, CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP), meningkatkan pendapatan petani, dan mengurangi efek Gas Rumah Kaca (GRK).

“FFD ini dilaksanakan pada saat panen dan atau tahapan proses budidaya untuk menyampaikan pesan terkait dengan penerapan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas baik pada komoditas padi, maupun komoditas lainnya sesuai dengan program pembangunan pertanian yang digulirkan pemerintah,” katanya.

Disebutkan, FFD mengangkat tema  Petani Cerdas Iklim dan Modernisasi Alsintan Menuju Terwujudnya Petani Maju Mandiri Modern. Sejalan dengan itu, FFD diharapkan mampu menggugah kesadaran petani, untuk menjadi cerdas iklim yang maju dan mandiri dengan memanfaatkan teknologi pertanian.

Sebagai contoh, lanjutnya, petani telah diajak langsung menyaksikan penggunaan Combine Harvester atau Alsintan panen padi yang saat ini semakin banyak dipilih petani mengingat jumlah tenaga kerja terbatas. Dengan menggunakan Alsintan, khususnya combine harvester akan mendapatkan berbagai keuntungan. Beberapa di antaranya yakni waktu panen lebih singkat, tenaga kerja lebih sedikit untuk memetik hingga untuk mengangkut hasil panen,  persentase kehilangan hasil makin rendah, dan kualitas gabah lebih baik.

BACA JUGA:Dana Pilkades 1,8 Miliar Di Purworejo Masih Nganggur

“Selain itu yang tidak kalah penting juga jerami tidak keluar dari lahan sawah, ini akan menjadi sumber bahan organik yang dapat menyuburkan tanah. Ada keuntungan yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan,” sebutnya.

Lebih lanjut diungkapkan bahwa pada tahun 2023 ini ada 24 kelompok tani pelaksana program CSA SIMURP. Dari jumlah itu, ada beberapa desa yang sudah menerapkan teknologi, seperti Desa Banjarsari, Jenar Kidul, dan Bongkot, Pihaknya berharap, seluruhnya dapat terus berkembang sehingga memacu para petani di desa-desa lain.

Kategori :