MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Guna mengantisipasi sampah dari luar daerah yang sering diselundupkan, seluruh tempat pengelolaan sampah sementara (TPSS) di Kabupaten Magelang dijaga ketat selama 24 jam.
Penjagaan itu sebagai upaya pencegahan selundupan sampah yang sengaja dibuang di TPSS se-Kabupaten Magelang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Sarifudin mengatakan, penjagaan itu dilakukan oleh petugas DLH setempat. Sebab, DLH kerap kali mengendus ulah oknum tertentu yang sengaja membuang sampah di TPSS di Kabupaten Magelang.
"Adanya penjagaan 24 jam ini diharapkan tidak ada lagi sampah dari luar yang masuk ke TPSS. Artinya kita bisa mengantisipasi, dan memperpanjang usia TPSS," kata Sarifudin, Kamis 3 Agustus 2023.
BACA JUGA:Pedagang Pasar Purworejo Diajak Peduli Lingkungan dengan Bersih-bersih Sampah
Dia mengklaim bahwa setelah program pengawasan itu berjalan, volume sampah di TPSS pun berkurang signifikan. Hal itu pula yang membuat kondisi TPSS di Kabupaten Magelang kini normal kembali.
Padahal sebelumnya, Kabupaten Magelang sempat dianggap sebagai daerah darurat sampah. Hal ini setelah TPA Pasuruhan dinyatakan overload pada awal 2023 lalu.
Setelah TPA Pasuruhan overload, sampah pun dialokasikan ke TPA Klegen di Kecamatan Grabag.
BACA JUGA:Sidak Sungai Serayu di Jengkol, BBWS Serayu Opak Kaget Lihat Sampah Menumpuk
Sarifudin menyebutkan, saat ini kondisi TPA Pasuruhan mengalami penurunan sampah yang sangat signifikan. Jika di awal tahun 2023 lalu, volume sampah yang dikirim ke TPA
Pasuruhan mencapai 115 ton per hari, kini jumlahnya tidak lebih dari 25 ton per hari.
"Sampah-sampah yang lain itu tidak semuanya dikirim ke TPA Klegen tapi juga karena kesuksesan reduksi sampah di tingkat hulu yang diterapkan masyarakat, dengan metode reduce, recycle, dan reuse (3R)," papar dia.
BACA JUGA:Catat! TPA Pasuruhan di Kabupaten Magelang Tidak Menerima Pembuangan Sampah Lagi
Dia berharap, kesadaran masyarakat Kabupaten Magelang untuk menurunkan produksi sampah bisa menjadi sebuah gerakan yang membudaya.
Sebab hanya dengan cara itu paling efektif mereduksi sampah yang dikirim ke TPA.