Menurut Ibnul Qayyim, hendaklah kita fokus untuk memikirkan apa pun yang diperintahkan Allah. Jangan menyibukkan dengan rezeki yang sudah dijamin untuk kita.
BACA JUGA:Menerima Hadiah karena Jabatan, Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah Itu Bentuk Kezaliman
Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah, dengan hikmahNya berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti, dengan rahmatNya membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Rezeki selain sudah diatur, juga sudah dibagi dengan adil.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka.
Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 553).
Tak perlu khawatir dengan dunia kita karena Allah sudah menentukannya.
Yang perlu dipersiapkan adalah urusan akhirat kita.
Mari berlomba-lomba untuk menyiapkan akhirat bukan sebaliknya justru berlomba-lomba untuk mengejar dunia.
Dunia tak perlu dikejar kalau sudah menjadi rezeki kita tak bakal lari, pasti akan mendatanginya. (*)