Kalau Orang Mengajak Saingan Perkara Dunia, Kata Ustadz Rifky Jafar Thalib Kompetisi Terbaik adalah...

Jumat 27-10-2023,06:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso

MAGELANG EKSPRES - Untuk mengejar urusan dunia, banyak orang yang menghalalkan segala cara. Tak peduli kalau yang dilakukan itu merupakan bentuk kezaliman.

Asalkan apa yang diinginkan di dunia bisa diraih.

Kata Ustadz Rifky Jafar Thalib, kalau ada orang yang mengajak saingan perkara duniawi tinggal saja, tak ada manfaatnya.

Semakin menang semakin berat hisabnya, semakin kalah maka semakin terperosok.

Maka ajaklah bersaing untuk akhirat. Itulah kompetisi terbaik.

BACA JUGA:Pertanyaan Ketika Dihisab dan 3 Golongan yang Tidak Diajak Bicara Allah di Hari Kiamat

Dia menyebutkan tentang perkataan Imam Hasan Basri, kalau soal dunia tak perlu  rebutan,  tak usah saingan.

Dunia itu kalau dikejar jatahmu tetep dan kalau ditinggalkan kalau  memang jatahmu bakal datang.
Banyak orang yang karena mengejar dunia rela berkhianat, berdusta. "Nggak ada manfaatnya sedikit pun," ungkap Ustadz Jafar Thalib.

Disebutkan, dunia itu kata Imam Al Ghazali,  dalam kitabya Minhajul Abidina ilal Jannah bahwa dunia itu tak perlu dikejar. "Dunia itu kalau Anda kejar tetep dan Anda tidak kejar juga tetep. Karena termasuk takdir yang tak berubah," jelasnya.

Allah Sudah Tentukan Takdir Manusia

Allah sudah mencatat takdir setiap manusia. Tak perlu khawatir dengan kehidupan dunia karena Allah pasti akan memenuhi kebutuhan setiap hambanya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Dalam hadits lainnya disebutkan,

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kategori :