Ia mengaku, pihak perangkat desa tidak ikut campur dalam pengelolaan dana Bazdes. Termasuk dari total perolehan tersebut tidak disumbang dari Alokasi Dana Desa (ADD) sepeserpun.
"Kita sifatnya hanya memantau dan mengarahkan. Mereka mandiri kok, tidak minta ADD, tidak minta anggaran sepeserpun dari kas desa. Dan ini harus terus disupport karena kesadaran masyarakat untuk sesama begitu luar biasa," jelasnya.
Ditandaskan, kegiatan Bazdes itu akan digelar secara rutin. Dalam setahun terdapat dua periode demi bisa menjangkau seluruh RTLH serta untuk pengalokasian bantuannya ke sektor lainnya termasuk pendidikan dan kesehatan.
Inisiasi tersebut disambut hangat oleh Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat. Terlebih Bazdes Mergosari merupakan lembaga amil di desa yang pertama kali ada di kabupaten dan manfaatnya langsung bisa dirasakan masyarakat.
Bupati Afif mengatakan, Bazdes Mergosari patut menjadi percontohan bagi desa-desa lain. Menurut Afif, Bazdes punya peran penting untuk turut terlibat dalam rencana-rencana strategis pemerintah.
BACA JUGA:TPA Wonorejo Wonosobo Kritis, Galakkan Pembangunan TPS3R
"Ini (Bazdes) harus dicontoh dan direplikasi. Karena lembaga seperti ini di desa bisa berperan aktif bersama pemerintah, terutama untuk mengentaskan kemiskinan di Wonosobo," kata Bupati Afif saat memberikan sambutan.
Afif menyarankan, dana yang dikelola oleh Bazdes dapat dialokasikan juga untuk menangani prevalensi stunting dan menunjang pendidikan di anak didik di tingkat desa.
"Ini pertama kali ada Bazdes, pertama kali warganya iuran dan diwujudkan dengan bantuan-bantuan. Luar biasa sekali," ucapnya.
Ia menjanjikan, pemerintah kabupaten akan terlibat ke dalam kegiatan sosial dengan memberikan support baik segi materil maupun moril.
"Pemerintahan siap membantu. Untuk RTLH di Desa Mergosari kita juga mengirimkan bahan meterial untuk mendukung kegiatan masyarakat," pungkasnya. (mg7)