Berzikir Setelah Shalat Subuh Menjadi Kebiasaan Orang-Orang Shalih, Jangan Tinggalkan!

Selasa 12-12-2023,05:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Abu Hammam

BACA JUGA:Jawablah Lebih Lengkap! Mengawali Salam Hukumnya Sunnah dan Menjawab Salam Wajib

2. Waktu semangat untuk beramal

Dalam Shahih Bukhari terdapat suatu riwayat dari sahabat Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorang pun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu kontinu. Lakukanlah ibadah (secara kontinu) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” (HR. Bukhari No. 39)

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan 3 waktu yang semangat (fit) untuk beramal, yakni :

1. Waktu pagi hari

2. Waktu awa siang atau setelah matahari tergelincir

3. Akhir malam

Syaikh Abdurrahmanbin bin Nashir As Sa’di mengatakan bahwa inilah tiga waktu utama untuk melakukan safar (perjalanan) yaitu perjalanan fisik, baik jauh ataupun dekat. Juga untuk melakukan perjalanan ukhrowi (untuk melakukan amalan akhirat).

Kebiasaan Orang-Orang Shalih di Waktu Pagi

1. Kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

An Nawawi dalam Shahih Muslim membawakan bab dengan judul ‘Keutamaan tidak beranjak dari tempat shalat setelah salat shubuh dan keutamaan masjid’. Dalam bab tersebut terdapat suatu riwayat dari seorang tabi’in. Beliau rahimahullah mengatakan bahwa dia bertanya kepada Jabir bin Samuroh,

أَكُنْتَ تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Apakah engkau sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk?”

Jabir menjawab,

نَعَمْ كَثِيرًا كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ.

“Iya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat Subuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (guyon) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim no. 670).

BACA JUGA:Bolehkah Mengubah Niat, Ingin Memperpanjang Shalat Menjadi Memperpendek Shalat?

Kategori :