Di tahun 1908 T.van Erp melanjutkan perbaikan untuk Candi Mendut dan bersamaan dengan perbaikan Candi Borobudur.
BACA JUGA:Wisata Magelang Taman Kyai Langgeng, Wahana Edukasi Bermain Sambil Belajar Lho
Perbaikan selanjutnya juga dilakukan pada tahun 1925, beberapa di antaranya menghasilkan stupa kecil yang dapat disambungkan kembali ke atap candi.
Diperkirakan Candi Mendut lebih tua dari Candi Borobudur atau setidaknya sezaman dengan Candi Borobudur.
Hal ini didasarkan pada ditemukannya tulisan pendek (prasasti) yang diduga berasal dari atas pintu masuk.
Dari segi paleografi, tulisan ini mempunyai kemiripan dengan tulisan pendek yang terdapat pada bagian atas panel relief Karmawibhangga di Candi Borobudur.
Setelah kurang lebih satu abad, bangunan ini menjadi tempat ziarah umat Buddha.
BACA JUGA:Lintang Waterpark Magelang, Kolam Renang Air Hangat yang Cocok untuk Bersantai Bersama Keluarga!
Candi ini kemudian terbengkalai seiring dengan runtuhnya Kerajaan Mataran Kuno.
Ditemukan terkubur dalam tanah dan pasir akibat letusan Gunung Merapi, gempa bumi, dan hilangnya batu-batu candi karena digunakan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan pribadi.
Candi Mendut terbuat dari batu andesit pada bagian luar dan batu bata pada bagian dalam bangunan (tidak terlihat).
BACA JUGA:Candi Ngawen, Tempat Wisata Sejarah Gratis Alternatif Dari Candi Borobudur
Candi Mendut menghadap ke barat laut, berseberangan dengan Candi Borobudur yang menghadap ke timur.
Denah Candi Mendhut mempunyai bentuk persegi panjang yang memiliki ukuran panjang 33,80 m x lebar 25 m dan tinggi bangunan 18,95 m.
Ketinggian batur (kaki candi) 3,7 m dan terdapat tangga masuk yang terdiri dari 14 anak tangga.
BACA JUGA:Asyiknya Berwisata Di Negeri Kahyangan Magelang, Dengan View Gunung Nan sejuk