MAGELANGEKSPRES -- Debat calon wakil presiden (cawapres) keempat pada Minggu, 21 Januari 2024, menarik perhatian dengan menyentuh isu teknologi baterai kendaraan listrik, khususnya perdebatan mengenai baterai lithium ferro-phosphate atau LFP.
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, mengajukan pertanyaan kepada cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar, terkait keunggulan baterai LFP yang sering diperbincangkan oleh tim suksesnya.
BACA JUGA:Ini Perbandingan Harga Yamaha Lexi LX 155 dan Honda Vario 160 Terbaru 2024, Pilih Mana?
Baterai LFP dan Kontroversi Terkait Cadangan Nikel di Indonesia
Baterai LFP dikenal tidak membutuhkan nikel, sedangkan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Pemilihan LFP sebagai opsi utama dapat berdampak pada daya saing Indonesia di tingkat global.
Kontroversi ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan energi nasional dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.
BACA JUGA:Beredar Oli Palsu di Pasaran, Apa Dampaknya Jika Terlanjur Memakainya?
Berbagai Jenis Baterai Kendaraan Listrik
Dalam dunia kendaraan listrik, terdapat beberapa jenis baterai yang umum digunakan, seperti lithium ion, lithium ferro-phosphate (LFP), dan lead-acid (SLA).
Kedua calon wakil presiden menyentuh isu ini dalam debat. Namun, pertanyaannya adalah, baterai mana yang paling cocok untuk sepeda motor listrik?
Menurut para ahli, pemilihan baterai tergantung pada desain kendaraan itu sendiri dan berkaitan dengan energy density masing-masing.
Energy density merupakan satuan energi dibandingkan dengan massa dan volume baterai.
Secara umum, lithium ion, yang menggunakan katoda berupa nikel, kobalt, mangan (NCM), memiliki energy density tertinggi di antara ketiganya.
BACA JUGA:Jangan Turun dan Menuntun Motor Listrik Saat Banjir, Begini Cara Paling Benar Menerobos Banjir!