Para pengunjung masih membayar menggunakan kepeng dan harus menukarkannya terlebih dahulu. Satu kepeng setara dengan Rp 3.500.
Saat ini, masih ada 18 lapak yang menawarkan berbagai makanan tradisional seperti gendar pecel, soto, nasi opor, gudeg, nasi ayam, gorengan, jagung bakar, jadah bakar, dan berbagai macam cemilan lainnya.
Selain itu, tersedia juga beragam minuman seperti es teh, teh krampul, es degan, es gempol, pisang ijo, es jeruk, dan minuman segar lainnya.
Dengan penampilan yang segar ini, semangat pengunjung tetap terjaga.
Kampung Jawi berusaha menciptakan kenyamanan bagi pengunjung agar mereka ingin kembali lagi ke Kampung Jawi.
Ada beberapa alasan mengapa pengunjung terus kembali ke Kampung Jawi untuk berwisata kuliner.
Pertama-tama, suasana di sana begitu asri dan menawarkan berbagai macam kuliner tradisional yang lezat.
Selain itu, pelayanan yang ramah dari para penjual dan warga sekitar juga menjadi faktor penting yang membuat pengalaman kuliner di sini semakin menyenangkan.
Di samping itu, Kampung Jawi juga memiliki sebuah menara yang menarik. Pengunjung dapat bersantai di atas menara tersebut.
Awalnya, menara di Kampung Jawi dibangun dari bambu, namun melalui program revitalisasi Pemkot, menara tersebut diubah menjadi lebih permanen dengan menggunakan bahan cor.
Tidak hanya itu, terdapat beberapa fasilitas tambahan yang disediakan untuk kenyamanan pengunjung, seperti toilet yang selalu bersih dan tempat parkir yang luas.
BACA JUGA:Warung Sop Klaten Tapi Ada di Magelang? Inilah Santapan Hangat dengan Kaldu yang Menggugah Selera
Jam operasional Kampung Jawi dimulai dari pukul 16.00 hingga 22.00. Bahkan, terkadang pengunjung datang lebih awal daripada pedagangnya.
Biasanya, ada sekitar 50 pengunjung setiap harinya pada hari-hari biasa.
Namun, saat akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 200-300 orang.