MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Insiden kecelakaan dragon coaster Taman Kyai Langgeng (TKL) Ecopark Kota Magelang, yang mengakibatkan tiga orang luka-luka dan patah tulang, Minggu 14 April 2024 ternyata ada pengaruh karena usia kontruksi wahana tersebut.
Ketua DPRD Kota Magelang, Budi Prayitno berusaha mengingat-ingat rel roller coaster TKL Ecopark itu diadakan sejak tahun 2008 silam. Artinya, sampai dengan sekarang usianya sudah nyaris 17 tahun.
Insiden yang terjadi pada libur Lebaran kemarin bukanlah kali pertama. Kejadian serupa juga terjadi pada Maret 2014 silam.
"Insiden tahun 2014 lalu dengan kemarin nyaris sama. Sama-sama gerbong jet coaster anjlok dari relnya," ujar Budi Prayitno, Jumat, 19 April 2024.
BACA JUGA:Kata Pakar Hukum Insiden Kecelakaan Dragon Coaster TKL Ecopark Berpotensi Masuk ke Ranah Pidana
Dia menilai, faktor yang mengakibatkan insiden dan pengunjung luka-luka sampai patah tulang tersebut disebabkan karena usia pakai rel dragon coaster yang sudah usang.
"Seharusnya sudah tidak dipakai lagi karena usianya sudah tua, banyak karat, dan kontur tanah yang berubah," ucapnya.
Politisi PDI Perjuangan itu mendesak agar manajemen TKL Ecopark segera melakukan evaluasi komprehensif, terutama soal wahana dragon coaster atau roller coaster.
"Kami minta segera wahana bermain dragon coaster itu dirombak total dan diganti dengan wahana yang lebih modern, inovatif, dan aman (safety). Karena jika kita melihat sekarang, itu benar-benar tidak layak," imbuhnya.
Tidak hanya wahana roller coaster, Budi Prayitno juga meminta TKL Ecopark meniadakan wahana yang punya risiko keamanan tinggi.
Wahana-wahana usang tersebut, bisa digantikan dengan sarana permainan anak yang edukatif dan menyenangkan.
"Sekarang kan sudah tidak relevan lagi wahana-wahana seperti apa yang ada di TKL Ecopark. Itu tempat wisata andalan Kota Magelang, tapi lebih mirip dengan pasar malam. Sudah tidak cocok lagi," tandasnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang, HIR Jatmiko mendesak adanya tim investigasi pascainsiden kecelakaan roller coaster yang mengakibatkan korban luka hingga patah tulang.
"Harus ada evaluasi dan investigasi, cari tahu apa penyebabnya. Ini perkara nyawa orang, jangan main-main," ujarnya.