WONOSOBO,MAGELANGEKSPRES - Warga Kelurahan Kalibeber Mojotengah menggelar aksi kepada Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
Alasannya, masyarakat merasa resah karena jalan di tempatnya rusak dan tak kunjung diperbaiki selama bertahun-tahun.
Aksi tersebut dilakukan warga pada Minggu 5 Mei 2024, dengan cara membentangkan 20 spanduk berkonotasi protes ke pemerintah, dipasang di sepanjang jalan Kelurahan Kalibeber, Kecamatan Mojotengah.
Seorang warga asal Wonosobo dari kecamatan lain, Rizal mengatakan, jalan tersebut merupakan akses alternatif menuju ke Dieng yang tak pernah sepi dilalui kendaraan. Bahkan, hampir setiap pagi dan sore, jalan desa selalu macet.
BACA JUGA:PDIP Dominasi Kursi DPRD Wonosobo, Afif: Ini Kemenangan Sejak Tahun 1999
"Kalibeber ini kan seperti pusatnya pendidikan ya. Banyak sekolah dan pesantren di sini. Sering macet, tapi jalannya rusak," katanya usai dikonfirmasi, Senin (6/5).
Rizal menceritakan, kerap melihat pengendara motor terjatuh akibat banyaknya lobang di jalanan. Acap kali diketahui saat usai hujan deras, dan banyak genangan yang membuat lobang jalan jadi tak terlihat.
"Apalagi kalau selesai hujan dan genangannya banyak. Itu jalan tidak terlihat dan sering sekali orang hampir jatuh," ujarnya.
Selaras dengan itu, Yusuf sebagai masyarakat setempat yang hampir setiap hari menggunakan jalanan ini juga mengeluhkan seringnya menjumpai kendaraan mogok, akibat banjir.
BACA JUGA:Usai Menang Telak, Pelatih PSIW Sebut 1 Laga Menentukan Nasib
"Beberapa kali mobil rusak terkena lubang jalanan, motor mogok, lebih parahnya lagi kecelakaan juga sering terjadi di jalanan ini," ucapnya.
Wildan Rifki selaku Koordinator Aksi menyampaikan, sepanjang jalan Kalibeber menuju ke Jawar dan Dero selalu menjadi langganan banjir akibat luapan air selokan. Bahkan air yang berada di bawah trotoar pun merambah ke pemukiman warga.
Selama saya hidup di Kalibeber, baru tahun ini ada beberapa rumah warga yang terkena imbas banjir. Itu alasan kami menggelar aksi dan menyampaikan unek-unek lewat spanduk. Selain itu kita juga kerja bakti bersih sungai yang jadi penyebab banjir," katanya.
Dari banjir tersebut, membuat air memenuhi lobang-lobang pada jalan. Tak dapat dipungkiri, jalan alternatif itu cukup rawan untuk dilewati kendaraan. Khususnya bagi pengendara yang belum hafal titik-titik kerusakan.
"Air menggenang dan membahayakan sekali. Kita gotong royong membersihkan sumber banjir, sekaligus minta agar pemerintah memperhatikan kondisi jalan di Kalibeber yang hampir 8-10 tahun sudah tidak diperbaiki," tuturnya.