TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES – Kepala Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung, Agus Setyawan atau yang akrab disapa Agus Gondrong berpamitan terhadap warga masyarakat serta memohon doa restu untuk ikut maju dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Temanggung 2024.
Hal tersebut ia sampaikan saat digelarnya prosesi Merti Dusun Krajan, Desa Campurejo, Jumat 19 Juli 2024, tepatnya di Kompleks Makam Sepanjang.
Menurutnya, dengan maju ke dalam kontestasi Pilkada mendatang, maka pengabdiannya kepada masyarakat akan semakin luas.
BACA JUGA:Bertambah Jadi 4 Partai, PPP Dukung Khadziq-Bimo di Pilkada Temanggung
“Saya meminta doa restu kepada seluruh warga masyarakat untuk mengikuti Pilkada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Temanggung tahun 2024 mendatang. Ini bukan berarti pengabdian saya terhadap masyarakat berhenti. Justru saya akan mengabdi kepada masyarakat dengan jangkauan lebih luas,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebelumnya, beberapa waktu lalu, dirinya memang telah secara resmi mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Wakil Bupati dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun seiring dinamika dan berjalannya waktu, ia justru didaulat untuk maju sebagai Bakal Calon Bupati Temanggung periode 2024-2029.
“Saat ini saya mendapatkan mandat untuk didorong maju sebagai Bacabup Temanggung. Terkait masalah siapa wakilnya nanti, mohon doanya saja kepada seluruh warga masyarakat karena saat ini masih dalam tahapan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Termasuk koalisi,” ungkapnya.
Dalam kegiatan Merti Dusun Krajan di Kompleks Makam Sepanjang, hadir ratusan warga masyarakat yang diisi dengan pentas seni, doa bersama, dan kembul bujono.
BACA JUGA:Enam Hari Dibawa Pergi, Cempluk Warga Kledung Temanggung Kehilangan Keperawanan
Merti Dusun menjadi salah satu tradisi yang setiap tahun dilakukan oleh masyarakat di lereng Gunung Prau di Kecamatan Tretep dan sejumlah kecamatan lainnya. Masyarakat berharap dengan tradisi ini kedepan masyakat bisa terhindar dari marabahaya dan selalu diberi rejeki yang barokah serta keselamatan selama setahun kedepan.
"Sudah tradisi turun temurun, setiap bulan Suro tradisi ini selalu digelar, saya sengaja pulang dari perantauan untuk mengikuti tradisi ini," tutur Rizki salah satu warga setempat. (set)