MAGELANG, MAGELANGEKSPRES - Malam ini, 16 Agustus 2024, seluruh lapisan masyarakat di Kota Magelang, Jawa Tengah, kembali merayakan malam tirakatan sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan bangsa.
Acara yang digelar di berbagai titik, mulai dari tingkat RT/RW hingga tingkat kota, ini menjadi momen refleksi dan syukur atas kemerdekaan Indonesia.
Seperti halnya di Kampung Kupatan RT 04 RW.09 Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara. Dalam suasana khidmat, warga bersama-sama menyanyikan lagu-lagu perjuangan, memanjatkan doa, dan mendengarkan cerita tentang perjuangan para pahlawan.
Selain itu, berbagai kegiatan menarik lain seperti masak-memasak hingga kembul bujono (makan bersama) yang juga turut memeriahkan acara.
BACA JUGA:Kirab dan Tirakatan Tahun Baru Islam di Desa Seren, Potong Kambing dan Pakaian Adat Jawa
Ketua RT 04, Supriyantoro mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan, serta mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.
“Mari kita jadikan momentum malam tirakatan ini sebagai pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur bangsa,” ujarnya.
Dalam kesempatan, Pak Toro (sapaan akrabnya), membacakan sambutan dari Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz yang menyampaikan pesan kepada warga untuk bersama-sama bertasyakur atas nikmat Allah SWT yang agung dan luhur, berupa kemerdekaan.
Kemerdekaan yang diraih dengan jerih payah para pahlawan bangsa selama ratusan tahun, hingga akhirnya dapat diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
BACA JUGA:Tirakatan Suroan Dusun Manisjangan Digelar di Jalanan
Kontribusi para pahlawan merupakan motivasi dan energi bagi rakyat Indonesia untuk mengukir prestasi sebagai bentuk realisasi dari rasa syukur kepada Allah SWT.
“Insya Allah bangsa ini bisa terus eksis sebagai bangsa yang beradab, yang keluar dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan, serta tampil dengan mempertahankan jati diri bangsa di tengah dinamika perkembangan zaman,” sambutnya.
Malam tirakatan merupakan tradisi khas Indonesia yang biasanya dilakukan pada malam sebelum hari kemerdekaan, yaitu tanggal 16 Agustus. Tradisi ini memiliki makna yang mendalam dan kaya akan nilai-nilai luhur.
Salah satu warga Kampung Kupatan, Janus Muhammad Fadhil (18) memaknai malam tirakatan sebagai momen untuk merenung dan bersyukur.
“Ini momen untuk kita merenung kembali perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Dengan merenung, kita diajak untuk lebih menghargai dan mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah kita nikmati,” ujarnya.