Sementara itu Kades Campur Rejo, Agus Setyawan mengatakan, pemilihan seragam SD bagi peserta upacara juga bukan tanpa makna. Seragam berwarna merah putih ini adalah salah satu bentuk dukungan serta kepeduliannya terhadap masalah pendidikan dasar.
BACA JUGA:Prof Haedar Nashir Resmikan Pembangunan Gedung Baru Unimma, Dukung Center of Excellence
BACA JUGA:Sambil Makan Nasi Padang, Suho EXO Beberkan Rencana Tur Solonya Disejumlah Negara!
Ia menjelaskan, berdasarkan catatan data statistik Kabupaten Temanggung tahun 2023, angka penduduk yang tidak tamat SD jumlahnya mencapai 391.175 orang. Sedangkan yang hanya lulus SD mencapai 176.194 orang.
Sedangkan untuk tahun sebelumnya, 2022 jumlah penduduk yang tidak tamat SD mencapai 385.683 orang. Sedangkan yang lulus SD berjumlah 176.343 orang.
Jumlah mereka yang tidak atau belum tamat SD mengalami peningkatan yang cukup drastis, mengingat di tahun 2020 jumlahnya masih berada di angka 151.779 orang.
"Pendidikan dasar adalah hak setiap warga negara. Dengan bekal pendidikan yang memadai, pembangunan kualitas manusia dan kemajuan sebuah daerah akan semakin mudah tercapai. Dan Desa Campurejo sangat peduli akan hal tersebut dan mendorong suksesnya program wajib belajar 12 tahun," terangnya
BACA JUGA:Ratusan PKL Borobudur Masih Belum Ada Kepastian Nasib, TWC Hanya Klarifikasi
BACA JUGA:Meriah! Hari Pertama HUT RI Kelurahan Secang di Magelang Gelar Karnaval Pembangunan
Sementara dipilihnya Beteng Sata sebagai lokasi upacara karena lokasi itu adalah icon Desa Campur Rejo dan menjadi lokasi wisata kebanggan warga setempat.
Desain bangunan yang klasik laksana benteng pertahanan ditambah pemandangan alam sekitar yang eksotis menjadikan alasan dipilihnya pelaksanaan upacara peringatan HUT Republik Indonesia tahun ini.
"Benteng menjadi salah satu objek wisata di desa kami, punya nilai sejarah dan bisa menikmati pemandangan yang sangat bagus dari benteng sata," tuturnya. (*)