OHD Gelar Pameran Seni Refleksi 100 Tahun Surrealisme Andre Breton

Jumat 18-10-2024,16:33 WIB
Reporter : Haryas Prabawanti
Editor : Arief Setyoko

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Museum Oei Hong Djien (OHD) Magelang menggelar Pameran Seni bertajuk 'Merefleksi 100 Tahun Surrealisme Andre Breton'.

Sekadar diketahui bahwa gerakan sastra dan seni Surrealisme Andre Breton yang bermula di Paris, Prancis tahun 1924, mengalami pertumbuhan signifikan di hampir semua negara.

Salah satunya di tanah yang subur di Nusantara. 

Provokasi Breton yang mengadvokasi sastrawan dan seniman agar tidak hanya terpancang pada rasionalisme sempit, tetapi juga harus mengetuk berbagai potensi dari dunia mimpi, imaginasi, bawah-sadar, keajaiban, dan masa lalu, ternyata mampu memicu pemunculan potensi naratif dan storytelling dan mithologi lokal.

BACA JUGA:Menjelajahi Keunikan Museum OHD yang Terletak di Tengah Kota Magelang

Selain itu, juga sebagai absurditas dari fenomena keseharian di Indonesia, yang kemudian tertransformasi jadi karya-karya surrealistic.

Pameran Surrealis Andre Broton menghadirkan Kurator Prof M Dwi Marianto MFA PhD dan Ko-kurator Heri Kris serta tamu kehormatan Prof DR Stein Oluf Kristiansen .

Pameran tersebut menampilkan karya dari 65 seniman terpilih dengan gaya Surealisme.

BACA JUGA: Keren! d’JeLiPat SMKN 3 Magelang Ikuti Pameran International Creative Industry Conference and Festival 2024

Kurator Pameran, Dwi Marianto menuturkan, pameran ini sebenarnya telah digagas dan direncana sejak 2020 namun baru digelar resmi 19 Oktober 2024 sampai 10 Februari 2025.

"Seniman yang paling senior almarhum Sudibio (1912-1980), almarhum Soedjojojol (1913) sampai pegrafis dari Jakarta yang baru saja lulus dari ISI Yogyakarta tahun lalu," kata Dwi kepada awak media, Jumat 18 Oktober 2024.

Selain itu, lanjut Dwi, ada sederet seniman surealis seperti Mahdi Abdullah dari Aceh, Dicky Takndare dari Papua, Venzha (Kelahiran Banyuwangi), Made Jirna (Bali), Insanul Qisty Barriyah (Jakarta), Mella Jaarsma (seniman kelahiran Berlanda), Zulfa Hendra (Sumatera Barat), Edo Pop (Sumatera Selatan), Entang Wiharso (Tegal), Kadhir Supartini (Yogyakarta), dan masih banyak lagi.

BACA JUGA:Pameran Perjalanan Wahudi, Hidupkan Ekosistem Perupa di Kota Magelang

Terkait karya tersebut, Dwi menuturkan, tak ada relasi ideologis sama sekali antara surrealism yang tumbuh di Indonesia dan Surrealisme Andre Breton. 

"Yang jelas karya-karya dari beberapa eksponen Surrealism telah mampu menggugah mata pemirsa dan menjadi begitu terkesan, dianranya karya-karya Rene Magritte, Salvador Dali, Max Ernst, Juan Miro, Marc Chagall, Man Ray, Meret Oppenheim, dan para Surrealist lainnya," bebernya.

Kategori :