Warga yang didominasi anak-anak muda tersebut memprotes karena jalannya pemilihan ketua RT dan RW di sana tidak memenuhi asas keadilan dan cenderung memberikan keuntungan kepada kelompok tertentu.
Saat melakukan aksi unjuk rasa di luar balai kelurahan, kemudian sebagian massa pun diperbolehkan masuk, meski hanya perwakilan.
Slamet Tukul menilai, meski hanya pemilihan ketua RT dan RW, seharusnya pemilihan seperti ini bisa menjadikan pelajaran anak-anak muda untuk lebih melek terhadap demokrasi.
"Bukan malah bersikap otoriter, memaksakan kehendak, satu KK satu suara. Mana ada demokrasi seperti itu?" ujarnya.
BACA JUGA:RESMI, Walikota Magelang Angkat Nasrodin sebagai Ketua Dewas BPR Bank Magelang
Slamet pun mengapresiasi protes yang dilakukan para pemuda dan remaja Gelangan. Pasalnya, meski mereka merasa kecewa karena tidak diberikan hak berdemokrasi, namun protes yang mereka lakukan tetap elegan dan tertib.
"Tidak ada aksi-aksi yang keluar batas. Bahkan, remaja dan pemuda juga meneruskan sikap protes itu melalui surat resmi kepada Walikota Magelang," katanya.
Terkait isi dari surat tersebut, Slamet mengaku bahwa warga meminta adanya pelaksanaan pemilihan RW ulang yang mengakomodasi hak-hak para pemuda dan rejama.
"Isinya itu menuntut diadakannya pemilihan ketua RT dan RW ulang dan mereka dilibatkan (dalam pemilihan). Toh, waktu pemilu dan pilkada kemarin, mereka sudah mencoblos, sudah cukup umur," tambahnya.
BACA JUGA:Bantu UMKM! Mahasiswa MIKOM UPN Veteran Yogyakarta Adakan Workshop Digital Branding
Sementara itu, ketika Magelang Ekspres hendak mengonfirmasi terhadap Lurah Gelangan, ternyata yang bersangkutan masih menjalani rapat. (mg6)