Kantin dan Pedagang Keliling di Kota Magelang Turun Omset 50 Persen Sejak Program MBG

Selasa 14-01-2025,19:30 WIB
Reporter : Wiwid Arif
Editor : Arief Setyoko

BACA JUGA:PPSM Magelang Takluk 0-2 dari Persika Karanganyar

"Kita perlu beradaptasi. Dari sisi pengeluaran, karena anak-anak kami juga dapat, ya tetap bisa menghemat," ujarnya.

Di sisi lain, Kepala SD Negeri Jurangombo 4, Cicilia Martina Susanti, mengakui bahwa program MBG telah menyebabkan penurunan omset kantin.

"Pada istirahat pertama, biasanya anak-anak membeli makanan berat. Namun, sejak adanya program ini, mereka hanya membeli jajanan ringan karena sudah mendapatkan sarapan dan makan siang yang disediakan," terangnya.

BACA JUGA:Sudah Punya Akses Jalan Baru, TPST Regional Magelang Segera Dibangun

Meskipun membawa manfaat bagi siswa, program MBG berdampak signifikan pada pedagang kantin dan UMKM di sekitar sekolah.

Susanto, pedagang cilok dan ojek bakso sepeda motor di Kota Magelang, mengungkapkan bahwa omsetnya turun hingga 80 persen sejak program ini berjalan.

"Sebelum ada program MBG, saya bisa menjual 50 hingga 70 porsi setiap hari. Sekarang hanya 20 hingga 25 mangkuk," katanya.

BACA JUGA:WM Balap Kota Magelang Jadi Mitra MBG, Sediakan 3.000 Susu Per Hari

Setiap porsi ojek bakso dijual dengan harga Rp5.000, namun penurunan drastis ini membuat Susanto khawatir tidak dapat membayar angsuran sepeda motornya sebesar Rp500 ribu per bulan.

Tak hanya dirinya, pedagang keliling seperti penjual cilok, es doger, dan bakso yang sekolahnya tak mendapatkan program MBG pun sama-sama mengeluhkan sepinya pembeli sejak program MBG dilaksanakan.

Kategori :