TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID – Dalam kurun waktu lima bulan terakhir, dari Januari hingga Mei 2025, Kabupaten Temanggung mencatat sebanyak 195 kejadian bencana alam.
Data tersebut diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung.
Kepala BPBD Temanggung, Totok Nursetyanto, mengungkapkan bahwa jenis bencana paling dominan adalah tanah longsor, dengan total 75 kejadian.
BACA JUGA:Waspada! Cuaca Ekstrem di Temanggung Berpotensi Picu Bencana Alam
Disusul oleh cuaca ekstrem sebanyak 54 kejadian, kemudian banjir sebanyak 49 kejadian.
Sisanya, sebanyak 17 kejadian, terdiri dari laka air dan angin puting beliung.
"Sejak awal tahun hingga memasuki puncak musim penghujan, potensi bencana, terutama tanah longsor, masih cukup tinggi," ujar Totok saat ditemui pada Rabu, 20 Mei 2025.
BACA JUGA:Perkuat Sinergi, Temanggung Siap Hadapi Ancaman Bencana Alam
Sebaran bencana tersebut merata di seluruh wilayah Temanggung, mencakup 20 kecamatan dan 119 desa.
Longsor banyak terjadi di desa-desa perbukitan dan pegunungan, sementara banjir lebih sering melanda kawasan perkotaan.
Cuaca ekstrem, menurut Totok, menjadi faktor dominan pemicu bencana selama lima bulan terakhir.
BACA JUGA:Ketua PKK Temanggung Ajak Perempuan Tangguh dalam Mitigasi Bencana Alam
Dari total 195 kejadian, dampaknya dirasakan oleh lebih dari dua ribu warga.
"Jumlah warga terdampak mencapai 2.038 orang. Dari total kejadian, 27 orang sempat mengungsi dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia," jelasnya.
Kerugian material yang ditimbulkan akibat berbagai bencana tersebut ditaksir mencapai Rp2,1 miliar.