Seperti sebuah hadis yang dilansir dari laman Muhammadiyah sebagai berikut;
Dari Aisyah RA, sesungguhnya orang-orang Quraisy dulu pada masa jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah Saw pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan. Rasulullah (setelah wajibnya puasa Ramadhan) berkata barang siapa menghendaki maka ia boleh berpuasa Asyura sedangkan yang tidak mau puasa maka tidak mengapa (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk itu bila ingin mengamalkan keduanya maka berikut niat puasa asyura dan tasua;
BACA JUGA:Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Lengkap Tata Cara serta Jadwal Pelaksanaannya 2025
Niat puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَىNawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ
Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”
Niat puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَىNawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ
Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
BACA JUGA:Kesalahan Umat Islam dalam Menyambut Tahun Baru Hijriyah
3. Puasa Ayyamul Bidh
Terakhir puasa sunah yang dianjurkan di bulan Muharram adalah Ayyamul Bidh.
Namun puasa ini dilakukan selama tiga hari tepatnya pada 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah.
Hal itu sebagaimana yang diteladani Rasulullah dalam sebuah hadis dalam laman Muhammadiyah sebagai berikut;
BACA JUGA:Pengertian dan Niat Salat Sunah yang Dapat Dilakukan Sendiri Maupun Berjamaah
Hadis dari Abu Qatadah al-Ansary mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Puasa tiga hari tiap bulan adalah puasa sepanjang masa (HR. Ibnu Khuzaimah).