TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID – Ratusan atlet dari berbagai kontingen di Provinsi Jawa Tengah mengikuti Kejuaraan Pencak Silat “Temanggung Open Championship 2025” yang digelar oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Temanggung.
Ketua IPSI Kabupaten Temanggung, Arief Mujiono, mengatakan kejuaraan ini merupakan yang pertama kali digelar di Kabupaten Temanggung, dan pihaknya berencana menjadikannya agenda berkelanjutan.
“Untuk pertama kalinya IPSI Kabupaten Temanggung menggelar kejuaraan Pencak Silat tingkat Provinsi Jawa Tengah. Ada 480 atlet yang berlaga dari 43 kontingen se-Jawa Tengah,” ujar Arief.
BACA JUGA:Pemkab Temanggung Beri Penghargaan kepada 22 Atlet Pelajar Berprestasi, Total Tali Asih Rp30 Juta
Ia menjelaskan, kejuaraan dibagi berdasarkan kategori usia, mulai dari usia dini, pra remaja, remaja, hingga dewasa.
Adapun kategori pertandingan mencakup kelas tanding atau laga, serta kategori seni yang meliputi tunggal, ganda, regu, dan solo kreatif.
Arief menambahkan, ajang ini menjadi wadah strategis untuk mengasah kemampuan atlet sekaligus mencari bibit unggul Pencak Silat dari Temanggung maupun Jawa Tengah agar mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.
BACA JUGA:Bupati Agus Setyawan Minta Atlet Berprestasi Tetap Bela Temanggung, Bukan Pindah ke Daerah Lain
Ia menegaskan, Pencak Silat bukan sekadar olahraga, tetapi juga bagian dari pelestarian warisan budaya yang sarat nilai luhur seperti kedisiplinan, sportivitas, dan penghormatan.
“Di Kabupaten Temanggung ini potensinya cukup besar. Ada 14 padepokan atau perguruan, dan pada kegiatan hari ini kurang lebih 151 atlet dari Temanggung ikut bertanding. Itu artinya animo masyarakat dan pelajar sangat tinggi. Pencak Silat cukup diminati di Temanggung maupun Jawa Tengah,” jelasnya.
Sejumlah atlet mengaku kejuaraan ini menjadi ajang penting untuk mengasah kemampuan teknis sekaligus menambah pengalaman bertanding.
BACA JUGA:20 Klub Futsal Ramaikan Porkab Temanggung 2025, Ajang Cari Bibit Atlet Muda Menuju Porprov
Salah satu atlet, Brawira Wicaksono dari Kabupaten Wonosobo, mengatakan bahwa kejuaraan tidak hanya memberikan kesempatan mengasah teknik dan strategi, tetapi juga pengalaman jam terbang dalam suasana kompetitif.
“Tentunya kejuaraan tidak hanya mengasah kemampuan teknis dan strategi. Yang terpenting adalah pengalaman bertanding dalam suasana kompetitif yang sangat krusial untuk pengembangan atlet,” ujarnya.