Pagi-pagi Petugas Damkar Datangi SMAN 3 Magelang, Apa yang Terjadi?
PADAMKAN. Salah satu siswi SMAN 3 Magelang sedang mencoba mematikan api yang menyala di sekitar tabung gas elpiji.-istimewa-magelangekspres
Praktik kedua, memadamkan api yang berkobar meluas di wajan dan kompor. Cara memadamkannya, regulator dilepas terlebih dahulu dari tabung gas. Kemudian tutup api secara sempurna dengan kain yang sudah dibasahi.
BACA JUGA:Penerapan P5 di SMAN 3 Magelang Usung Tiga Tema, Apa Saja?
"Jangan malah disiram dengan air. Api malah tambah besar. Cukup ditutup dengan kain goni yang sudah dibasahi. Bisa juga dengan kain lain. Misal seprai, handuk," terangnya.
Petugas keamanan dan penjaga malam sekolah pun juga diminta praktik memadamkan api. Dalam simulasi tersebut, api berkobar membakar ban bekas.
Mereka diminta memadamkan pakai APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Setelah berupaya, ternyata api makin besar. Petugas Damkar pun dipanggil, lalu datang bersama mobilnya. Dilakukan penyemprotan. Dengan cepat, api bisa dipadamkan.
Kembali dijelaskan kepala sekolah, bahwa SMAN 3 tersedia parkir sepeda motor. Motor dalam kondisi sehat atau tidak sehat tidak diketahui secara pasti. Bisa-bisa, ketika dinyalakan bisa memunculkan percikan api.
BACA JUGA:Membanggakan! Delapan Siswa SMAN 3 Magelang Maju ke Kompetisi Sains Tingkat Provinsi
"Bila ada percikan api yang kecil itu jangan jadi musibah. Jangan sampai membesar, maka perlu dipadamkan," kata Rohmat Chozin.
Sekolah tersebut juga bersentuhan dengan kantin. Juru masak dalam memasak aneka menu, bahan bakarnya, bersumber dari gas elpiji.
"Kalau ada kesalahan, ada kealpaan, kebakaran bisa saja terjadi. Karena itu bisa diantisipasi oleh petugas di sekolah," ujarnya.
Di dalam sekolah, asetnya juga begitu besar. Bukan hanya bangunan, tetapi juga dokumen-dokumen penting. Disamping itu, sekolah juga menjadi tempat berkerumunnya manusia.
"Ada 900-an siswa. Dengan pegawainya mencapai 1.000 orang. Kalau panik semua? Kalau tidak memiliki keterampilan hidup soal memadamkan kebakaran? Terus gimana? Makanya edukasi dan simulasi ini menjadi penting untuk mengurangi risiko bila terjadi musibah," jelas pria yang akrab disapa Mbah Zin ini.
BACA JUGA:Ini Alasan Polisi Tak Hukum Pidana Pelaku Pembuang Bayi di Kota Magelang
Dengan edukasi itu, bisa memberi wawasan pengetahuan ke warga sekolah. Bila ada perihal nyala api yang tidak diinginkan, dimana pun berada, baik di sekolah, di rumah ataupun lingkungan manapun bisa melakukan pemadaman.
"Tentu kita berharap tidak terjadi musibah. Lewat kegiatan ini, intinya sekolah memberi edukasi proses pendidikan keterampilan hidup dalam menangi musibah kebakaran," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: magelang ekspres
