Hidup dan Gaya Hidup dalam Islam

Hidup dan Gaya Hidup dalam Islam

Hidup dan Gaya Hidup dalam Islam--

MAGELANG EKSPRES-Islam sudah mengatur tentang bagaimana seharusnya kita hidup dan bergaya hidup. Jangan sampai berlebihan, jangan sampai membuat kebahagiaan itu hilang gara-gara gaya hidup.

Berikut ini adalah hadits yang bisa menjadi sandaran kita dalam hidup dan bergaya hidup :

وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : ❲ يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ أَنْ تَبْذُلَ الْفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ ، وَأَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ ، وَلَا تُلَامُ عَلَى كَفَافٍ ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ ❳ . ❊ رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : (حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ) .

Dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu, dia bercerita, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hai anak Adam, sesungguhnya apabila kamu memberikan kelebihan harta, maka yang demikian itu lebih baik bagi dirimu, dan jika kamu menahannya, maka yang demikian itu sangat buruk bagimu. Tidak tercela karena hidup secukupnya, dan mulailah dengan orang yang menjadi tanggunganmu." (HR. At-Tirmidzi dan dia mengatakan, "Hadits ini hasan sahih.")

BACA JUGA:Dorong Pembelajaran Bermakna, Guru SMA Islam Sudirman Pakis Dalami Deep Learning

Orang itu punya kebutuhan, yakni sandang, pangan dan papan. Kalau sudah punya rumah yang bisa ditempati sudah cukup. Tak perlu beli rumah di mana-mana padahal tidak ditempati.

Kalau perlu mobil dan punya uang, silakan beli sesuai kebutuhan saja. Kalau satu sudah cukup untuk keluarga, nggak perlu beli lagi. Itu sudah cukup. Ada yang punya mobil 10, 20 tapi hanya untuk koleksi. Padahal kebutuhan kita hanya 1.

Maka Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, "Engkau itu, yang lebih engkau shadaqahkan, engkau bagikan." Itu lebih baik daripada engkau simpan.Dan engkau enggak akan dicela karena hidup secukupnya."

Jadi, kalau  kita hidup secukupnya enggak akan dicela, baik dalam agama maupun masyarakat. Sebagai  manusia itu kita hidup sewajarnya.

Hiduplah secukupmu! Apa yang engkau perlukan, beli, silakan, yang diperlukan. Bukan apa yang engkau maui, tapi yang engkau perlukan, yang engkau butuhkan.

BACA JUGA:Kesalahan Umat Islam dalam Menyambut Tahun Baru Hijriyah

Kadang kita beli laptop dengan harga 50 juta tapi kalau laptop yang 10 juta cukup, jangan beli 50 juta, buat apa?. Ini buang-buang duit untuk hal yang tidak berguna.

Namun yang jelas, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengajarkan kepada kita untuk pandai berbagi. Jadi kadang kala orang kan bingung duitnya mau dibuat apa. Engkau bagikan duitnya. Yang lebih dari kebutuhanmu itu engkau bagikan. Kalau  perlu tabungan, silakan, kalau memang tabungan itu diperlukan.

Tapi kalau dibagikan kelebihannya itu, kita dapat manfaatnya, hidup kita enggak kekurangan, hidup penuh kecukupan. Bahkan masih lebih, karena ada yang ditabung.

Maka hendaklah berbagi kepada orang lain. 
Dan kalau mau berbagi itu jangan lihat yang jauh-jauh. Mulaillah denang menjadi tanggungan kita. Lihat sekitar kita. Setelah orang-orang yang wajib kita kasih nafkah, semuanya sudah dapat, kita lihat lagi yang lebih lebar lagi, kerabat-kerabat kita. Karena memang berbagi yang terbaik itu adalah kepada orang tua dan kerabat kita.(*) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: