Konsep Sustainable Tourism Development Digunakan untuk Pengembangan Pariwisata Dieng
MAGELANGEKSPRES.COM WONOSOBO – Konsep Sustainable Tourism Development atau STD merupakan salah satu bahasan utama dalam diskusi terkait pengembangan kawasan pariwisata Dieng yang melibatkan dua kabupaten yakni Wonosobo dan Banjarnegara, kemarin (29/10). Menurut Hendrawan, perwakilan Disporapar Provinsi Jawa Tengah, agenda itu dimaksudkan untuk bisa mendapatkan berbagai masukan terkait konsep pariwisata yang tengah dilakukan dua daerah yang sama-sama memiliki kawasan Dieng. Menurutnya salah satu konsep yang paling sesuai ialah STD. terlebih kabupaten Wonosobo sejak 2015 lalu sudah mewacanakan untuk menuju Geopark baik nasional maupun dunia. Hal itu dikuatkan pernyataan Sekretaris Daerah, One Andang Wardoyo yang sebelumnya menjabat kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Wonosobo bahwa pihaknya menarget pada 2020 mendatang, kawasan Dieng bisa disiapkan untuk Geopark Nasional. “Pengembangan kawasan pariwisata dieng pemerintah kabupaten wonosobo didasarkan selain pada kajian terkait alam juga sejarah. Mengingat Dieng punya sejarah panjang seperti kerajaan Pucang Sula dari kajian naskah-naskah sejarah. Bagaimana kita jaga dieng sebagai warisan sejarah nusantara. Lalu bagaimana lewat konsep ini Dieng diarahkan menjadi Geo Park. Dengan dokumen perencanaan untuk tata dieng dan kami menargetkan untuk Geopark nasional pada 2020, level dunia pada 2021,” ungkapnya membuka diskusi. Salah satu fokus dari Pemkab Wonosobo disebut One Andang ialah Akses dan amenitas di kawasan Dieng yang harus segera dibenahi. Termasuk keamanan untuk mengakses Jalan lingkar dari bawah atau jalur Sikarim yang masih cukup sulit dijangkau dari bawah. “Pengelolaan wisata ada berbagai macam termasuk Individu seperti di bukit ratapan angin, jembatan merah putih. Ada juga dari Perhutani di puncak sikunir, gunung perau, petak 9, dan BKSDA di telaga warna, telaga pengilon, sementara untuk Pemkab wonosobo di Gardu Pandang, tuk bimalukar, DPT, tanaman Syailendra. Untuk Banjarnegara di komplek Candi, kawah sikidang, telaga menjer, merdada, dan museum kailasa. Maka kita butuh sinkronisasi untuk pengembangan wisata,” imbuhnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: