Penjualan Online Makin Tinggi, Pasar Sumberan Diproyeksikan seperti Triwindu Surakarta
MAGELANGEKSPRES.COM, WONOSOBO – Meskipun baru beroperasi sekitar setahun lamanya, namun Pasar Klithikan Sumberan kini dikenal menjadi tujuan para kolektor barang antik hingga para pedagang besar untuk mencari barang. Hal itu diungkapkan Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Klithikan Sumberan, Suhadi, yang masih setia menunggu pembeli hingga larut malam. Meski di awal buka para pedagang bertahan selama 24 jam, namun kini mereka membatasi hingga pukul 1 atau 2 WIB dini hari. Menurutnya, salah satu pasar yang jadi contoh ideal adalah pasar Triwindu di Ngarsopuro, Surakarta. “Memang kami ada rencana untuk memperluas tempat berdagang yang selama ini masih kami gunakan untuk gudang. Maklum, untuk beberapa jenis barang seperti furniture butuh tempat yang cukup luas. Penataan yang sekarang ini juga sudah beberapa kali dirombak, tetapi kami mempertahankan pedagang lain seperti sayur atau sembako dan burung di pertokoan depan,” ungkap Suhadi yang sebelumnya berdagang burung dan berbagai kelengkapannya, Senin malam (11/11). Penataan lapak selain di kawasan barang antik, juga dilakukan paguyuban di kawasan pedagang sayur. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan minat calon pembeli. Ketika memasuki pasar Sumberan, rata-rata masih menganggap bahwa kondisinya memang sudah semrawut. Namun kini imej itu sudah hilang, dengan penataan yang lebih baik. “Untuk lapak yang lama kita beri penampilan yang lebih cantik. Bahkan beberapa lapak kita lapisi dengan karpet yang bagus, supaya pembeli betah. Memang belum sebagus yang lainnya (di pasar lain) tapi paling tidak rapi dan nyaman. Sehingga pembeli leluasa saat melihat-lihat. Bahkan untuk furniture kami seting seakan-akan di ruang tamu seperti ini,” tutur Suhadi menunjukkan beberapa contoh penataan. Dari sisi harga, berbagai barang yang dijajakan di pasar Sumberan dinilai sangat menggiurkan bagi para pedagang untuk kulakan. Menurut Herlambang, salah satu pedagang senior sekaligus kolektor, para pembeli masih bisa meraup untung ketika menjual barang itu kembali. Bahkan benda-benda pusaka seperti keris, lukisan, akik, hiasan dinding, hingga meja kursi kuno masih menjadi incaran tertinggi. “Belum lama ini ada yang beli keris besar dari pedagang sini, tak lama setelah itu ada yang minat dan dijual harganya lebih dari 10 kalinya. Begitu juga seperti furniture, rata-rata baru saja dibeli sudah ada yang menanyakan dan pasti tidak segan memberi harga lebih. Makanya banyak dari kota-kota besar kulakan ke sini,” ungkapnya. Pembeli dari luar daerah, bahkan luar pulau Jawa disebut Eko, penggemar barang antik juga kerap terlihat berbelanja di Pasar Sumberan. Mayoritas berasal dari Surabaya, Semarang, Jogjakarta, hingga Bali. Para pembeli mengakui bahwa harga dan kualitas yang ditawarkan sangat baik. “Selama ini yang terjual lewat online, baik hanya WA atau ada yang dimasukkan marketplace jumlahnya lebih dari yang terlihat di sini,” pungkas Eko. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: