25 Ribu Polisi Dikerahkan

25 Ribu Polisi Dikerahkan

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Polri menerjunkan 25 ribu anggotanya untuk membantu dan menangani korban banjir. Jumlah tersebut masih ditambah dengan personel dari anggota Polres dan Polsek setempat. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan 25 ribu anggota Polri dari satgas bencana diterjunkan untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir di sejumlah wilayah di Indonesia. Jumlah tersebut juga masih ditambah dengan anggota kepolisian resort (Polres) dan kepolisian sektor (Polsek) setempat. "Personel Polri yang dikerahkan ada 25 ribu orang dari Satgas Bencana, ditambah dari jajaran polres dan polsek," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (2/1). Dijelaskannya, empat wilayah yang menjadi fokus penanganan banjir adalah wilayah yang terkena dampak banjir terparah yakni Jabodetabek, Lebak, Banten, Sumatera Utara dan Jawa Barat yakni kabupaten Bandung. Ditambahkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, untuk menangani banjir di wilayah Jakarta, Polri mengerahkan personelnya beserta prasarana pendukung. "Mengerahkan personel dan prasarana seperti perahu karet, tenda untuk pengungsi," katanya. Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan makanan dan minuman serta bantuan kesehatan berupa layanan kesehatan oleh dokter dan obat-obatan. Polri juga menerjunkan polwan dan psikolog untuk memberikan layanan trauma healing kepada anak-anak. Sementara untuk menjaga rumah warga yang ditinggal mengungsi, Polri akan melakukan pengamanan. Khusus untuk bencana longsor yang terjadi di Bandung, pihaknya telah mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban. "Mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban longsor di Bandung (kabupaten)," ucapnya. Berdasarkan data Kementerian Sosial, sebanyak 21 orang warga meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di wilayah Jabodetabek sejak hujan mengguyur pada Rabu (1/1). "Laporan terakhir 21, 19 korban sudah teridentifikasi dan dua lagi dalam proses pendataan," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara di sela peninjauan lokasi banjir di Jakarta Timur. Dia mengatakan pihaknya akan memberikan santunan ahli waris masing-masing sebesar Rp15 juta kepada ahli waris korban meninggal dunia. "Kita harapkan jumlah korban tidak bertambah, mudah-mudahan banjir surut sehingga tidak ada korban jiwa lagi," kata Juliari. Berdasarkan data Kemensos korban meninggal dunia yaitu M Ali (82), Siti Hawa (72) dan Willi Surahman (54) warga Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur akibat hipotermia. Selanjutnya Rumsinah (68), NN (8) dan Amelia (27) warga Kelurahan Pangkalan Jati Baru Kecamatan Cinere, Depok, meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor. Korban lainnya Arfiqo Alif (16) warga Kemayoran Jakarta Pusat meninggal akibat kesetrum listrik, Kusmiyati (30) warga Tanah Sereal Kota Bogor meninggal karena tertimpa tanah longsor. Warga yang menjadi korban lainnya yaitu Marsdianto (20) beralamat Perumahan Puri Citayam Permai 2 Dewa Rawa Panjang Bojonggede Bogor, Asri (45), M Hudri (24), Carli (5), Rumsah (60), Amri (60), Cicih (10) dan Saroh (25) seluruhnya warga RT 02/03 Kampung Sinar Harapan Desa Harkat Jaya Kecamatan Sukajaya meninggal akibat terseret arus banjir. Kemudian, Idrus (50), Nurjen (47) warga RT 02/10 Kampung Cibeureum Dewa, Curugbitung, Kecamatan Nanggung dan Hilman (15) warga RT07/08 Kampung Parung Sapi Desa Kalong Sawah Kecamatan Jasinga juga meninggal akibat terseret arus banjir. Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat titik banjir terbanyak yang terjadi di Jabodetabek pada Rabu (1/1), ada di Kota Bekasi. Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo mengatakan berdasarkan pantauan pihaknya ada 169 titik banjir di seluruh wilayah Jabodetabek dan Banten. Titik banjir terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat ada 97, DKI Jakarta ada 63 dan Banten ada sembilan. Banjir di Provinsi Banten terjadi di sembilan lokasi dengan rincian Kota Tangerang ada tiga titik dan Tangerang Selatan ada enam titik. DKI Jakarta mempunyai 63 titik dengan rincian Jakarta Barat ada tujuh titik, Jakarta Pusat ada dua, Jakarta Selatan ada 39, Jakarta Timur ada 13, dan Jakarta Utara ada dua titik. Sedang di Jawa Barat mempunyai 97 titik banjir dengan rincian Kabupaten Bekasi ada 32, Kota Bekasi ada 53 dan Kabupaten Bogor ada 12. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah yang paling terdampak banjir adalah Kota Bekasi diikuti Jakarta Selatan, Kabupaten Bekasi dan Jakarta Timur. Kedalaman banjir tertinggi mencapai 2,5 meter terjadi di Perumahan Beta Lestari, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi. Sedang genangan dengan kedalaman satu hingga dua meter terdapat 49 titik. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan tentang akan adanya hujan deras di seluruh wilayah Jabodetabek, bahkan kemungkinan akan terjadi banjir pada bulan Februari dan Maret 2020. Presiden Joko Widodo pun telah memerintahkan tiga hal yang harus dikerjakan untuk mengatasi banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) di awal 2020. Pertama, dalam urusan banjir, yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga dinomorsatukan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, hingga Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas semuanya harus segera bergerak bersama-sama. Kedua adalah terkait dengan normalisasi fasilitas umum mengingat banjir sudah masuk ke Bandara Halim, Tol Cikampek, juga di beberapa objek vital. Yang terakhir adalah kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatasi banjir.(gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: