40 Anggota Pokdarwis Kawasan Dieng Wonosobo Harus Jadi Agen Pariwisata Berkelanjutan
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM- Pokdarwis atau Kelompok Sadar Wisata adalah agen untuk membentuk masyarakat yang sadar wisata dengan menerapkan sapta pesona. Fungsi ini harus dikuatkan oleh Pokdarwis dengan meningkatkan kapasitasnya baik dalam pemahaman tentang pariwisata dan ekonomi kreatif, pemajuan kebudayaan, dan konservasi lingkungan. “Pokdarwis harus mampu melakukan terobosan-terobosan nyata dalam pengembangan pariwisata di wilayahnya secara kolaboratif, sinkron dan sinergis dengan wilayah di sekitarnya serta stakeholder terkait seperti pemerintah desa, kabupaten, provinsi dan pusat,” ungkap Kepala Disparbud Wonosobo Agus Wibowo, dalam acara Pemberdayaan Kelompok Masyarakat/ Pokdarwis di Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) Jawa Tengah di Agrowisata Tambi Kejajar. Menurutnya, Pokdarwis harus mampu membidik kebutuhan wisatawan agar layanan yang diberikan sesuai kebutuhan, menarik dan berkesan positif. Pokdarwis juga diharapkan bisa meningkatkan kapasitasnya dalam pemasaran potensi wisata daerahnya, mengemas daya tariknya dengan cerita-cerita menariknya (story tell), serta membuat perencanaan terhadap tata kelola atau manajemen desa wisatanya dengan baik. "Buat Wisatawan belanjakan uangnya di Wonosobo," ujarnya. Dijelaskan, pariwisata juga tidak akan berkembang dan diminati jika tidak ada sentuhan kreatif. Hal ini menjadi sebuah kebutuhan untuk saat ini, karena kebutuhan pasar sudah sangat menuntut pariwisata ada tempat orang untuk bahagia. “Jadi jangan sampai daya tarik yang ditawarkan itu membuat wisatawan bosan, tidak tertarik, dan tidak bahagia. Untuk itu perlu upaya-upaya kreatif dalam pengelolaannya.Perilaku konsumtif harus diubah dengan perilaku kreatif,” tandasnya Sementara itu, Konsultan Pariwisata Zamzam Masrurun mengemukakan bahwa kendati berpikir strategi mengemas wisata dan ekonomi, Pokdarwis dan masyarakat Kawasan Wisata Dieng juga harus membuat pariwisata yang dikembangkan tidak merusak lingkungan. “Terkait pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Pokdarwis, perangkat desa maupun pengelola desa wisata harus paham tentang ecotourism atau eco culture tourism,” katanya. Menurutnya, hal ini penting mengingat Wonosobo khususnya kawasan Dieng adalah daerah pegunungan yang rawan bencana dan menjadi daerah penyangga sumber daya air. Jika kawasan ini rusak, maka daerah di bawahnya jelas akan berdampak negatifnya. Dalam hal ini termasuk pengelolaan sampah dan pengelolaan lahan yang ramah lingkungan. “Maka sebelum membuat daya tarik atau mengemas daya tarik, harus ada perencanaan yang baik berbasis lingkungan,” ucapnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: