9 Ribu Vaksin Astrazeneca di Wonosobo Terancam Kadaluarsa

9 Ribu Vaksin Astrazeneca di Wonosobo Terancam Kadaluarsa

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.COM- Pemkab Wonosobo masih terus membuka pelayanan vaksin kepada masyarakat. Pasalnya cakupan vaksinasi dosis dua dianggap masih cukup rendah. Bahkan saat ini masih ada stok 9 ribu vaksin yang terancam kadaluarsa. “Pelayanan vaksin kita buka terus, untuk mengejar capaian dosis dua, namun secara umum kita layani untuk dosis satu, dua maupun tiga, untuk semua merek vaksin,” ungkap Jubir Satgas Covid 19, dr. Moh Riyatno, kemarin. Menurutnya, pelayanan vaksin digelar di semua kecamatan dengan target 10 ribu per hari, namun belakangan capaian vaksinasi mengalami penurunan menjadi 3000 ribu perhari. Padahal stok vaksin di Kabupaten Wonosobo masih cukup banyak. “Ada sekitar 9.000 vaksin jenis astrazeneca, dan akan memasuki masa kadaluarsa pada dua minggu depan, sehingga kita fokus untuk menghabiskan itu dulu. Sudah kami instruksikan ke seluruh puskesmas, kami optimis mampu terserap semua,” ucapnya. Diakui bahwa Wonosobo masih punya ribuan stok vaksin berbagai merek sampai akhir bulan Februari 2022, termasuk vaksin untuk anak 6-11 tahun. Tetapi satu jenis vaksin yaitu moderna belakangan memang susah diakses. “Jadi kami masih cukup stok yang ada di Dinkes maupun di puskesmas puskesmas, sehingga sementara waktu belum bisa menerima dropping vaksin dari pusat atau provinsi, apalagi dengan masa kadaluarsa yang sama,” ujarnya. Berkaitan dengan perkembangan kasus covid 19 yang belakangan mengalami peningkatan, mantan Dirut RSUD Setjonegoro itu menegaskan bahwa masyarakat harus kembali menguatkan pelaksanaan protokol kesehatan hingga saat ini kasus terkonfirmasi sudah mencapai angka 577 orang. “Kasus terkonfirmasi terus mengalami peningkatan dan sudah ada angka kematian, meski tidak sebesar dulu, namun tetap diwaspadai, protokol kesehatan dijalankan,” katanya. Pihaknya mengatakan sampel yang dikirim dari dinas kesehatan Wonosobo hingga saat ini belum turun dari laboratorium di Semarang, sehingga belum ada kepastian jenis varian virus yang menyebar saat ini. “Belum ada laporan dari pihak laboratorium, padahal kita sudah cukup lama mengirimnya. Kemungkinan antri, karena kabupaten lain juga melakukan hal yang sama,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: