Ada Desa yang Bergejolak, Pemkab Pastikan Tak Ada Pilkades Ulang di Kabupaten Magelang

Ada Desa yang Bergejolak, Pemkab Pastikan Tak Ada Pilkades Ulang di Kabupaten Magelang

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG- Dari 294 desa di wilayah Kabupaten Magelang yang menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), Minggu (24/11), secara umum berjalan lancar. Meski ada beberapa desa yang mengalami gejolak, namun bisa langsung bisa diatasi. Sehingga Pemkab Magelang memastikan tak ada pilkades ulang. “Di dalam perda maupun perbup, tidak diatur adanya pilkades ulang," tandas Kabid Pemerintahan dan Pemberdayaan Desa, (Dispermades) Kabupaten Magelang, Khoirul Anwar saat dihubungi koran ini kemarin. Khoirul mengakui di beberapa desa  muncul gejolak saat pemungutan suara namun bisa diatasi. Kemudian proses pilkades bisa dilanjutkan lagi. Data yang dihimpun di lapangan menyebutkan, di Desa Jambewangi, Kecamatan Secang sempat muncul gejolak saat pemungutan suara. Terjadi penumpukan antrean panjang sehingga waktu pemungutan suara pun molor. Sejumlah warga protes pada panitia yang dianggap tidak profesional, bahkan sempat muncul tudingan ada keperpihakan panitia terhadap calon tertentu. Baca Juga Stop Kontak Konslet, Sebuah Rumah di Magelang Terbakar Tuntutan agar digelar pilkades ulang pun tak bisa terelakan. Sejumlah warga yang kecewa dengan kinerja panitia pun menginginkan agar digelar pilkades ulang. Akibatnya penghitungan suara pun sempat tertunda. Namun, setelah dilakukan musyawarah yang melibatkan Camat, Kapolsek, Danramil Secang serta pihak-pihak terkait lainnya, akhirnya disepakati untuk melakukan penghitungan suara meskipun sudah malam. Menurut Bupati Magelang Zaenal Arifin, dari 294 desa yang menyelenggarakan Pilkades serentak Minggu (24/11), secara umum berjalan lancar. Namun demikian, terdapat 1 desa yang gagal menyelenggarakan Pilkades, yakni Desa Blondo, Kecamatan Mungkid. Zaenal menjelaskan bahwa, pihak BPD telah memberhentikan proses Pilkades jauh hari sebelum pemungutan suara. Terkait hal tersebut, pihaknya akan mengkonsultasikan kepada pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) apakah bisa langsung dilaksanakan atau harus ditunda. "Karena Pemerintah Daerah diberikan slot untuk melaksanakan pilihan ini sebanyak 3 kali. Dan ini merupakan slot terakhir, sehingga ini perlu dikonsultasikan terlebih dahulu," kata Zaenal di sela-sela memantau pelaksanaan Pilkades Serentak, bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Magelang, Minggu (24/11) di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur dan di Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran. Baca Juga Dianggap Mengganggu, Pemkot Tertibkan Pedagang Liar di Jalan Gatot Soebroto Pada kesempatan yang sama, Zaenal menyebutkan terdapat 34 desa yang calon Kadesnya adalah pasangan suami istri, salah satunya terdapat di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur. Kepala Dispermades Kabupaten Magelang, Sujadi, menjelaskan bahwa, Desa Blondo gagal melaksanakan Pilkades karena BPD gagal membentuk kepanitiaan yang baru. Khususnya jabatan ketua panitia yang diberhentikan BPD dan sekretaris panitia yang telah mengundurkan diri, tetapi tidak bisa mendapatkan penggantinya. "Pada dasarnya Pilkades serentak itu ada 3 gelombang. Gelombang 1 di 2016, gelombang 2 di tahun 2018, dan gelombang ke 3 di tahun 2019. Jadi sudah habis. Maka terkait Desa Blondo ini, kita akan konsultasikan ke Kemendagri terlebih dahulu," ungkap Sujadi. Sementara, Kapolres Magelang AKBP Pungky Bhuana Santoso, menyebutkan terdapat 1200 personel gabungan yang diterjunkan dalam pengamanan Pilkades serentak di Kabupaten Magelang. "Ada tambahan, untuk Polisi sendiri ada 1.156 personel. Untuk ditiap TPS sudah disiagakan 2 personel Polri dan 1 personel TNI, sementara TPS disinyalir rawan kita tempatkan 4 personel Polri dan diperkuat dengan adanya Linmas," terang Pungky. Pungky juga berpesan kepada masyarakat bahwa, apapun hasilnya nanti, masyarakat diminta untuk tetap suportif dalam menerima hasil Pilkades ini. "Bagi yang menang juga untuk tidak terlalu uforia dan menghargai yang kalah. Sedangkan yang kalah juga harus bisa menerima dengan lapang dada. Karena pada intinya kita ingin bersama-sama untuk memajukan desa," pungkasnya. Baca Juga Dua Warga Temanggung Tewas Tertimpa Pohon Tumbang Sementara itu, Pilkades di Desa Kalinegoro Kecamatan Mertoyudan terjadi kenaikan angka partisipasi masyarakat. Salah satu upaya mengajak masyarakat agar turut memberikan suara dalam Pilkades adalah dengan menjeput warga pemilih. "Panitia menyediakan tiga kereta kelinci, untuk menjemput warga Desa Kalinegoro yang mempunyai hak pilih. Desa Kalinegoro mempunyai 12 dusun ditambah 6 RW, dengan 9.288 jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT)," kata Ketua Panitia Pilkades Kalinegoro, Bagyo Harsono. Adapun hasil Pilkades Desa Kalinegoro, yang diikuti tiga calon, masing-masing perolehan suara calon adalah, Calon 1 Bambang Supriyono 268 WP A, 765 WP B  total 1033. Calon 2 Mohammad Akbar483 WP 1, 527 WP 2, total 1010. Dan calon 3 Hajid Mulyono 2164 WP 1, 1705 WP 2,  total 3.869. Serta suara tidak sah WP 1 128 WP 2 140, total 268. Total tingkat partisipasi pemilih 6.180, DPT 9.288. Tidak hadir 3.108 Sementara itu,  di wilayah Kecamatan Kaliangkrik, dari 15 desa yang menyelenggarakan pilkades, hingga berita ini ditulis, sudah ada 13 desa yang merampungkan perhitungan suara. Di himpun dari berbagai sumber, berikut nama-nama kades terpilih, Masrur Chamidi 545 (Bumirejo), Isnad 746 (Ketangi), Rosidin 438 (Giriwarno), Edi S 502 (Maduretno), Daslan 571 (Kebolegi). Lalu ada Hasanudin 817 (Beseran), Yanto 1.980 (Munggangsari), Bambang S 1669 ( Ngawonggo), Muharifin 1069 (Ngindrokilo), Salman 1270 (Balerejo), Sholeh 742 (Girirejo), Muh Heri 859 (Banjarjo), Nida 1389 (Desa Kaliangkrik). “Alhamdullilah pelaksanaanya di desa kami berjalan aman, lancar,” kata Ketua Panitia Pilkades Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Fathurrahman. (cha/man)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: