Aklamasi, Megawati Jadi Ketua Umum Lagi
JAKARTA - Megawati Soekarnoputri tetap menjadi Ketua Umum DPP PDIP. Struktur partai berlambang banteng moncong putih di daerah solid meminta Megawati bersedia menjadi ketua umum. Alhasil, Presiden RI ke 5 itu terpilih kembali secara aklamasi pada Kongres PDIP ke V di Sanur, Bali, Kamis (8/8). Pengukuhan secara resmi akan dilakukan pada hari ini, Jumat (9/8). Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani menyatakan Megawati terpilih kembali PDIP di daerah kompak meminta Megawati untuk menjadi ketua umum lagi. "Sudah terpilih lagi secara aklamasi, disetujui bahwa Bu Mega sebagai Ketua Umum kembali di masa mendatang," kata Puan di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, Kamis (8/8). Meski begitu, Megawati tak langsung dikukuhkan. "Pengukuhannya kemungkinan besok (hari ini, Red)," imbuhnya. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan berdasarkan pengalaman di dalam Kongres IV PDIP, kala itu mayoritas utusan langsung meminta Megawati ditetapkan sebagai ketua umum. Saat ini, kata Hasto, konferensi di 514 cabang dan daerah telah menyampaikan aspirasi yang menghendaki Megawati sebagai ketua umum kembali. "Maka Bu Megawati akan dikukuhkan sebagai ketua umum PDIP periode 2019-2024," jelas Hasto. Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah menambahkan terkait kebutuhan postur, struktur, dan personalia di DPP PDIP, merupakan hak prerogatif ketua umum. Basarah mengatakan Kongres sengaja dipercepat untuk mengikuti agenda nasional. Yakni Agenda Pemilu 2019 yang sudah selesai. Selain itu penetapan KPU RI dimana Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. "PDIP sebagai partai pemerintah harus cepat konsolidasi. Tujuannya agar dapat mendampingi dan mendukung suksesnya pemerintahan Jokowi dan KH Ma'ruf Amin," paparnya. Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menyebut agenda kongres kali ini adalah penetapan ketua umum. Dia menyebut soal kemungkinan posisi sekjen dijabat selama dua periode. "Itu tergantung Ketua Umum. Nanti Ibu Ketua Umum bisa melihat selama periode ini bagaimana. Kita ini petugas partai, di mana pun ditugaskan adalah hal yang biasa," jelas Andreas. Sementara itu, pengamat politik Rico Marbun melihat melalui lewat Kongres V ini, PDIP sedang mempersiapkan regenerasi dan koalisi baru menatap pemilu 2024. Soal regenerasi, dia menilai Megawati membuka diri untuk mempersiapkan penerusnya. Namun, di lain sisi, Mega terkesan masih ragu-ragu. Ini terlihat dari menguatnya nama Prananda Prabowo dan Puan Maharani di bursa Ketua Harian PDIP. Keduanya merupakan anak kandung Megawati. "Trah Soekarno melalui putra-putri Ibu Mega dipercaya menjadi pucuk-pucuk pimpinan partai. Terbukti dengan Prananda dan Puan terlihat intens mendampingi Ibu Mega. Jika bicara track record di hadapan publik, Puan lebih dikenal dan diketahui kiprahnya. Tapi selama ini, peran Prananda di internal PDIP tidak bisa dipandang kecil. PDIP belum terlalu percaya bahwa salah satu di antara keduanya bisa langsung menjadi solidarity maker bagi seluruh kader," papar Rico. PDIP, lanjutnya, menantang bahaya di Pilpres 2024 jika tidak menempatkan Puan dan Prananda di posisi-posisi vital dalam kepengurusan partai. Hal ini dinilai penting karena pada 2024 adalah pertarungan orang-orang baru. "Jika PDIP tidak segera memulai dari sekarang, bisa kurang baik ke depannya," lanjutnya. Sedangkan soal koalisi untuk 2024, Megawati berupaya membangun poros bersama Gerindra dan Partai Demokrat. Dia menyinggung soal pertemuan Megawati dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Tak lama kemudian, Megawati juga menggelar pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.(rh/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: