Amankan Pangan Saat Pandemi, Rumah Zakat Hidupkan Lumbung Padi di Desa Kedungumpul
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG - Dampak dari pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Temanggung, tidak terkecuali masyarakat di Desa Kedungumpul Kecamatan Kandangan. Oleh karena itu warga setempat menghidupkan kembali lumbung padi untuk mengantisipasi krisis pangan di kemudian hari. Anantiyo Widodo Fasilitator Rumah Zakat Desa Kedungumpul mengatakan, masyarakat bekerjasama dengan rumah zakat kembali menghidupkan lumbung padi. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan selama pandemi Covid-19 masih terjadi. Menurutnya, dampak ekonomi atas pandemi yang berlangsung begitu terasa di masyarakat. Kedepan, sektor pangan menjadi bagian yang harus diamankan, karena pandemi ini belum dapat dipastikan kapan selesainya. "Sektor pangan menjadi perhatian khusus, selama ketersediaan pangan masih ada maka akan mengurangi beban dari masyarakat," katanya, Senin (22/6). Anantiyo menuturkan, saat ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk menghidupkan kembali lumbung padi, sebab mayoritas petani sedang memasuki masa panen raya. "Dengan menyimpan gabah di satu tempat ini maka kedepan masyarakat tetap masih memiliki persediaan pangan," tuturnya. Masyarakat Dusun Kedungwiyu, Desa Kedungumpul, Sayup, yang juga sebagai Ketua Lumbung Padi Dusun Kedungwiyu menuturkan, lumbung padi ini merupakan budaya warisan nenek moyang yang sudah lama tidak dilakukan. Saat ini masyarakat kembali menghidupkan budaya ini untuk menjaga ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, masyarakat sangat menyambut baik dengan dihidupkanya kembali lumbung padi ini. Hal ini dibuktikan dengan semangat masyarakat melakukan kerja bakti hingga tengah malam untuk menyelesaikan ruang bagi penyimpanan gabah. "Sambutan masyarakat sangat baik, lumbung padi manfaatnya sangat banyak bagi masyarakat," ujarnya. Setiap masyarakat yang usai panen padi akan menyimpan sebagian gabahnya di lumbung padi ini. Di dusunnya ini baru satu lumbung padi yang dibangun. "Bervariasi, ada yang menyimpan 30 kilogram, ada juga yang menyimpan lebih dari satu kuintal gabah, tergantung hasil panennya juga. Tapi untuk saat ini semua wajib menyimpan gabah di lumbung padi ini," tuturnya. Sementara Kepala Desa Kedungumpul, Hendro Wacono, menyampaikan dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi persoalan yang muncul atas akibat dari pandemi Covid 19 ini. Tidak hanya jajaran pemerintahan saja, masyarakat juga harus ikut andil dalam hal ini. "Pemerintah Desa Kedungumpul selalu mendukung setiap program yang memajukan masyarakat, salah satunya adalah program lumbung padi dari Rumah Zakat," katanya. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: