Anggota Kodim Wonosobo Dilatih Tangani Pemulasaran Jenazah Covid-19

Anggota Kodim Wonosobo Dilatih Tangani Pemulasaran Jenazah Covid-19

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Kodim 0707/Wonosobo bekerja sama dengan RSUD Soetjonegoro Wonosobo mengadakan pelatihan simulasi perawatan jenazah akibat covid-19. Simulasi tersebut sebagai upaya memberikan pemahman dan praktik pemulasaraan. Sehingga, warga tidak perlu panik jika ada warga yang meninggal dunia karena positif corona. “Pelatihan dan simulasi ini kita lakukan untuk kesiapan jika di Wonosobo ada jenazah Covid-19. Meski tidak kita harapkan serta berdoa supaya hal itu jangan sampai terjadi di daerah kita, namun kesiagaan dan kesiapan tetap harus kita lakuka,” ungkap Kasdim Mayor Caj Hanry Handoko didampingi dirut RSUD Setjonegoro,  dr Danang di halaman Makodim, Rabu (6/5). Pada saat simulasi tersebut mereka diberikan gambaran kejadian real di lapangan. Kemudian cara penanganan jenazah korban corona. Termasuk saat proses mengkafani, salat, hingga pemakaman jenazah korban yang diduga terpapar virus Corona. “Kami menghimbau seluruh masyarakat, untuk tidak panik terhadap musibah ini. Jika korban terpapar covid-19, masyarakat jangan melakukan penolakan untuk dikuburkan di tempat pemakaman umum (TPU) atau keluarga, karena semuanya sudah melewati SOP,” tandansya. Baca juga Positif Capai 46 Kasus, Klaster Gowa Mendominasi Kasus Covid-19 di Wonosobo Sementra itu dirut RSUD Setoingoro dr Danang SS  menyampaikan  jenazah pasien positif virus corona akan diurus oleh tim medis dari rumah sakit yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah. Untuk jenazah muslim, pengurusan jenazah tetap memperhatikan ketentuan agama yang berlaku serta menyesuaikan dengan petunjuk rumah sakit rujukan. Dijelaskan , pertama, sebelum memandikan atau semayamkan jenazah, petugas perlu melindungi diri dengan memastikan keamanan dan kebersihan dirinya terlebih dahulu.  Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan, mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan masker. Semua komponen pakaian pelindung harus disimpan di tempat yang terpisah dari pakaian biasa. “Menghindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh jenazah. Selalu mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer berbahan alkohol. Jika memiliki luka, menutupnya dengan plester atau perban tahan air. Sebisa mungkin, mengurangi risiko terluka akibat benda tajam,” katanya. Lebih lanjut dikatakan,  apabila petugas terkena darah atau cairan tubuh jenazah, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan: Jika petugas mengalami luka tertusuk yang cukup dalam, segera bersihkan luka dengan air mengalir. Jika luka tusuk tergolong kecil, cukup biarkan darah keluar dengan sendirinya. Semua insiden yang terjadi saat menangani jenazah harus dilaporkan kepada pengawas. Perawatan jenazah ketika terjadi wabah penyakit menular umumnya juga melibatkan desinfeksi. Keempat, setelah seluruh prosedur perawatan dilakukan, semua bahan, zat kimia, ataupun benda lainnya yang tergolong limbah klinis harus dibuang di tempat yang aman. Pemakaman Sementara proses pemakaman dapat dilakukan oleh pihak keluarga setelah mendapat petunjuk dari rumah sakit rujukan, tentunya dengan memakai alat pelindung diri. Petugas pemakaman tersebut harus memakai alat pelindung diri untuk petugas kesehatan, semacam jas hujan plastik, kemudian dimusnahkan selesai pemakaman. “Pada dasarnya jika jenazah sudah dipulasara sesuai aturan kesehatan, itu sudah aman, hanya saja yang perlu diperhatikan adalah saat pemakaman banyak terjadi kerumunan. Kita tidak tahu kanan kiri kita apakah mereka bebas dari Covid atau tidak sehingga itu yang menjadi perhatian kita semua,” pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: