Angka Stunting Masih Tinggi di Temanggung
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo mengakui masalah stunting (gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis) masih menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar bagi Pemerintah Kabupaten Temanggung. Sebab sampai saat ini angka stunting di kabupaten penghasil tembakau ini masih cukup tinggi. Menurut Wabup sampai saat ini terdapat lima ribu lebih anak balita di Temanggung mengalami stunting, terutama di Kecamatan Gemawang yang masih tertinggi. “Ini memang masih menjadi PR terbesar bagi pemerintah untuk mengurangi angka stunting,” katanya, Senin (1/3). Dengan menggandeng Poltekkes Kemenkes Semarang, Pemkab Temanggung berkomitmen untuk melakukan pencegahan dan penurunan angka stunting (anak kerdil) di wilayahnya. Selain itu, pemkab juga akan mengawal ibu-ibu hamil dalam penanganan gizi, imunisasi, bahkan sampai balita berusia dua tahun. Pihaknya juga akan melatih para kader kesehatan yang ada di desa agar memiliki keterampilan khusus dalam pencegahan stunting. “Selam ini sebagai upaya pencegahan stunting pemkab sudah memberikan asupan gizi bagi ibu dan anak di masa pertumbuhan serta tablet penambah darah bagi remaja untuk mencegah anemia,” ujarnya. Upaya menuntaskan angka stunting tidak hanya di Kecamatan Gemawang saja, melainkan di semua kecamatan. Baca Juga Vaksinasi Tahap Dua di Temanggung Capai 80 Persen Adapun faktor penyebab stunting sendiri karena tingkat kesadaran masyarakat masih kurang untuk mengonsumsi makanan bergizi, terutama saat masa kehamilan. Padahal pada masa kehamilan akan sangat menentukan kesehatan bayi. “Saat tidak terjaga sehingga akan menjadikan kerdil tidak bisa normal baik pertumbuhan tubuh maupun kecerdasan anaknya,” katanya. Dalam penanganan stunting Pemkab Temanggung telah membentuk tim khusus yang melibatkan Dinas Kesehatan, Ketahanan Pangan, Permukiman, PMD, PPKB, Dinas Perikanan dan Bappeda. “Selain pendataan, tim tersebut juga rutin memberikan obat cacing, vitamin A pada balita, serta perbaikan sanitasi, penyediaan air bersih dan pengadaan jamban pada masyarakat pedesaan,” terangnya. Sementara itu Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Marsum mengatakan, dengan disiapkannya sumber daya manusia (SDM) yang unggul, kasus stunting dan angka kematian ibu dan bayi akan berkurang. Karena praktik yang diterapkan oleh Poltekkes Kemenkes adalah pendampingan dan kampanye pentingnya mencegah stunting hingga ke pelosok desa. Stunting biasanya rawan diderita pada anak balita terutama seribu hari pertama sejak dalam kandungan. Menurutnya, kasus ini menjadi persoalan serius yang melanda masyarakat miskin di beberapa kabupaten di Indonesia dan di Temanggung, oleh karena itu penanganan stunting menjadi skala prioritas untuk ditangani. (set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: