APTI Khawatir Keran Impor Tembakau Dibuka Tanpa Koordinasi

APTI Khawatir Keran Impor Tembakau Dibuka Tanpa Koordinasi

MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Parmudji merasa khawatir atas kebijakan-kebijakan pemerintah pusat ditengah pandemi Virus Corona (Covid-19), terutama pada kebijakan impor tembakau. “Kami sangat khawatir kementerian terkait atau pemerintah pusat akan membuat arah kebijakan yang kurang sehat atau tidak pro kedaulatan bagi petani tembakau, dengan membuka keran impor tembakau seluas luasnya tanpa koordinasi dengan pelaku pertembakaun,” ungkap Agus Senin (13/4). Dikatakan, kekhawatiran ini muncul setelah pemerintah pusat membuka keran impor bawang putih tanpa ada cukai. Kebijakan yang sudah diambil pemerintah terhadap bawang putih ini, dampaknya saat ini sudah sangat terasa. “Saat ini petani bawang putih di Kabupaten Temanggung sudah mulai panen, harganya jadi sangat murah sekali, karena banyaknya bawang impor yang membanjiri pasar di Temanggung,” terangnya. Pihaknya tidak menginginkan hal serupa terjadi pada komoditas tembakau nasional. Sehingga saat panen raya mendatang akan berdampak pada harga jual tembakau lokal Temanggung atau nasional. “Dengan kondisi saat ini, pemerintah membatasi aktivitas masyarakat untuk mencegah meluasnya wabah corona ini,” terangnya. Baca Juga Enam Warga Kabupaten Magelang Positif Corona Oleh karena itu pihaknya berharap, pengaturan importasi tembakau segera diberlakukan atau pemerintah segera mengaplikasikan Permentan 23 tahun 2019 tentang Rekomtek Tembakau demi melindungi kedaulatan petani tembakau nasional dan melindungi perut ekonomi petani tembakau nasional. “Harapan kami pemerintah segera mengaplikasikan Permentan itu, sehingga petani bisa sedikit bernafas lega,” harapnya. Agus mengaku, sangat percaya pada pabrikan rokok kretek dan pabrikan rokok lainnya di Indonesia, bahwa mereka tetap membeli tembakau nasional pada musim panen akan datang. Akan tetapi lanjut Agus, yang ditakuti bahwa industri akan mengurangi kuota pembelian karena dampak dari kebijakan kenaikan cukai dan dampak melemahnya ekonomi imbas wabah corona yang mengakibatkan menurunnya volume penjualan rokok bagi masing-masing industri. “Kemungkinan besar akan berdampak pada penjualan produk-produk rokok dari industri rokok nasional, dampaknya juga akan sampai pada petani,” katanya. Ia berharap, pihak pabrikan di musim panen segera mempersiapkan sistem dan mekanisme tentang tata niaga yang tidak melanggar aturan dan anjuran pemerintah dalam melawan penyebaran wabah corona “Pabrikan bisa dengan segera mempersiapkan diri terkait dengan mekanisme pembelian tembakau dari petani, sehingga tidak melanggar anjuran dan peraturan pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19,” harapnya. Tidak hanya itu pihaknya juga berharap, wabah corona ini cepat berakhir dan pemerintah pusat di lintas Kementerian segera membuat kebijakan yang sehat pro kedaulatan petani tembakau nasional dengan mempertimbangkan usulan dan masukan petani . “Dalam situasi ini masyarakat desa dan petani berjuang gotong royong, dengan pemerintah desa, kelembagaan serta kelompok kepemudaan untuk melawan corona. Dengan harapan wabah ini segera berakhir dan aktivitas bisa kembali normal,” tutupnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: