Berdagang Hewan Kurban Hingga Larut Malam
WONOSOBO – Meskipun momentum Idul Adha sudah di depan mata. Namun, para pedagang hewan kurban, seperti kambing tidak menyerah menjajakan dagangannya bahkan hingga di banyak titik keramaian pinggir jalan raya. Menurut Rohmat, salah satu pedagang yang berjualan di kawasan jalan Banyumas km 4, harga kambing di tahun ini relatif naik ketimbang tahun lalu. Bahkan, untuk harga Rp2 juta, sudah cukup sulit dicari, terlebih di bawahnya. “Saya hanya mencoba berdagang kambing di tempat-tempat trategis. Salah satunya ya pinggir jalan ini. Dagang seperti ini sudah sejak 3 tahun lalu, dan biasanya sampai hari H idul kurban masih saja ada yang beli. Meski tahun ini rasanya memang agak lamban. Baru dua yang terjual, sisanya menunggu pesanan,” ungkap Rohmat kemarin (6/8). Harga kiambing yang dijualnya berkisar antara Rp2,2 juta sampai Rp2,7 juta dan bervariasi mengikuti jenis kambingnya. Untuk kisaran Rp2 juta biasanya untuk kambing peranakan ettawa atau kambing gimbal afrrika. “Kalau untuk kambing Jawa memang cenderung lebih mahal di kisaran Rp3 juta. Untuk kambing Jawa, harga ini termasuk murah, dan kambingnya terawat. Saya sengaja buka lapak sampai malam hari untuk menunggu pembeli yang biasanya lewat malam. Kadang ada yang minta langsung dibawa ke rumahnya,” ungkapnya. Penjualan biasanya dilayani sampai jam 12 WIB malam dan bahkan dirinya bersedia bermalam di tempat tersebut sepekan lebih. Hal itu menurut Miftah, salah satu penjual yang juga peternak sudah lazim mengingat penjualan kambing selama tiga tahun terakhir cukup tersaingi sapi. “Harga sapi sekarang mulai bersaing, bahkan ada yang mulai Rp15 juta sudah dapat yang lumayan. Kalau dibandingkan kambing bisa bandingannya lima atau enam kambing yang lumayan bagus. Itu pun kadang hasil dagaingnya kalah dengan satu sapi. Tapi kami tetap menjajakan kambing karena masih banyak warga yang merasa lebih afdhol dengan kambing,” imbuhnya. Dirinya bersama rekan-rekan pedagang hewan kurban bahkan berencana akan berdagang hingga 11 Agustus mendatang atau saat hari H Idul Adha, karena di tahun sebelumnya ada beberap pembeli yang cukup mendadak karena alasan kekurangan hewan kurban. “Biasanya di masjid-masjid tertentu ada yang tiba-tiba butuh di hari H, makanya kami tetap bertahan, siang malam di sini. Kadang kami tinggal sebentar untuk cari rumput atau istirahat makan saja,” pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: