Berharap Panen Raya Lebih Baik, Petani Tembakau di Temanggung Mulai Semai Benih

Berharap Panen Raya Lebih Baik, Petani Tembakau di Temanggung Mulai Semai Benih

MAGELANGEKSPRES.COM,KLEDUNG – Menjelang musim tanam tahun ini, mayoritas petani tembakau di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Gunung Perahu sudah mulai persiapan dengan membuat persemaian benih. Petani berharap panen raya tembakau tahun ini bisa lebih baik dari tahun 2019 lalu. Boyadi (39) salah satu petani tembakau di Desa Tlahab Kecamatan Kledung menuturkan, tahap awal musim tanam tembakau, dimulai dengan membuat persemaian benih tembakau. Penyemaian benih tembakau dilakukan kurang lebih selama 40 hingga 50 hari sebelum musim tanam tiba. “Tahun ini lebih awal, jadi benih tembakau siap tanam itu kalau sudah berumur antara 40 hingga 50 hari, sehingga jika rencananya akan menanam pada bulan Maret akhir maka sekarang sudah harus melakukan penyemaian,” terangnya, kemarin. Menurutnya, kualitas tembakau sangat tergantung dari keberhasilan dalam melakukan persemaian benih. Jika benih tembakau dalam persemaian sehat dan tumbuh normal. Bisa dipastikan saat ditanam juga akan baik. Namun katanya,  jika saat persemaian benih sudah jelek, maka saat ditanam juga tidak akan tumbuh dengan baik. Maka dari itu, proses penyemaian benih tembakau harus benar-benar dilakukan dengan teliti. “Mulai dari pemilihan benih hingga tahapan penyemaian harus benar-benar dilakukan dengan baik,” ujarnya. Diakuinya, kegagalan panen raya pada tahun lalu, menjadi pelajaran sangat berarti bagi petani. Untuk itu petani berharap, cuaca di tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu, sehingga hasil panen nanti bisa lebih baik. “Tembakau sangat tergantung dari cuaca, sebagian besar petani sangat berharap tahun ini cuaca lebih baik, dan pabrikan membeli hasil panen petani,”  harapnya. Hal senada juga dikatakan oleh Sutopo petani asal Desa Lamuk Kecamatan Tlogomulyo. Menurutnya, sebagian petani yang memiliki lahan diatas ketinggian 1.600 Mdpl (meter diatas permukaan laut) telah melakukan penyemaian tembakau. Sebab katanya, tanaman tembakau di ketinggian tersebut umurnya juga lebih lama dibanding dengan lahan dengan ketinggian dibawah 1600 Mdpl. Sehingga persiapan tanam tembakau dilakukan lebih dini. Baca Juga Tebing di Temanggung Longsor Timpa Rumah Warga “Sejak awal Februari 2020 para petani mulai membuat persemaian bibit tembakau yang nanti akan ditanam pada akhir Maret hingga April 2020,” terangnya. Saat ini, para petani di Desa Legoksari menyemai benih tembakau Temanggung, yakni varietas kemloko sesuai permintaan pabrikan. Varietas ini bisa menghasilkan tembakau kualitas terbaik yakni tembakau srintil, dengan catatan cuaca sejakmusim tanam hingga musim panen raya mendukung. Untuk itu, dirinya berharap cuaca tahun ini mudah-mudahan baik untuk tanaman tembakau sehingga bisa menghasilkan tembakau dengan kualitas baik dengan harga tinggi, karena tahun lalu hasil tanaman tembakau jatuh, hampir sepanjang tahun turun hujan. “Tahun 2019, harga tembakau tertinggi di Desa Legoksari hanya Rp150.000 per kilogram, padahal biasanya bisa sampai di atas Rp400.000 per kilogram. Tembakau srinthil yang merupakan kualitas terbaik biasanya muncul di Desa Legoksari, semoga tahun ini bisa muncul kembali,” katanya. Meskipun tahun lalu hasil tanaman tembakau terpuruk, petani di lereng Gunung Sumbing tetap bersemangat untuk menanam tembakau lagi, karena tanaman tembakau merupakan komoditas yang bisa hidup saat kemarau di daerah ini dan secara ekonomis cukup menjanjikan. “Bagaimanapun keadaanya petani tetap mempertahankan tembakau, sebab saat musim kemarau tiba, hanya tanaman tembakau yang bertahan hidup dilahan pertanian di desa kami,” tandasnya.(set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: