BPBD Baru Terima Satu Permintaan Air Bersih
MAGELANGEKSPRES.COM,TEMANGGUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung baru menerima satu permintaan bantuan air bersih hingga memasuki pertengahan musim kemarau 2020 ini. Namun demikian BPBD telah menyiapkan 7 juta liter air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan air selama musim kemarau ini. “Sudah ada satu desa yang mengajukan permintaan bantuan air bersih, setelah kami lakukan survei terhadap desa tersebut kami langsung mendistribusikan bantuan,” kata PLT Kepala BPBD Temanggung Djoko Prasetyono, kemarin. Ia mengimbau, masyarakat yang sudah merasa kesulitan mendapatkan air bersih, untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mengajukan bantuan air bersih. “Dari pengajuan permintaan bantuan itu nantinya akan disurvei oleh petugas kami, jika memang kondisinya sudah tidak ada air bersih sama sekali maka bantuan akan segera dikirimkan,” katanya. Adapun desa yang sudah mengajukan bantuan air tersebut yakni Desa/Kecamatan Tlogomulyo. Desa tersebut sudah mengalami kekurangan air bersih sejak beberapa hari lalu. Baca Juga Satpol PP Gencar Razia Masker, Ketahuan Tak Pakai Masker, hanya Disuruh Berdoa “Sudah langsung kami beri bantuan air bersih, karena memang mata air di desa tersebut sudah tidak lagi mengeluarkan air,” tuturnya. Bantuan ini katanya, akan diberikan secara berkelanjutan sampai dengan mata air di desa tersebut sudah normal kembali. Namun demikian pihaknya meminta agar air bersih ini dimanfaatkan hanya untuk keperluan makan dan minum saja. “Bantuan air bersih yang kami berikan khusus untuk keperluan makan dan minum saja, sedangkan untuk keperluan lainya seperti untuk mencuci, mandi dan keperluan yang lain warga bisa berusaha sendiri,” harapnya. Sebelumnya Djoko menyatakan, berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Temanggung (BPBD) 13 dari 20 kecamatan yang ada di wilayah ini masuk dalam daerah rawan kekeringan. Hasil pemetaan tahun 2020 ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, di mana waktu itu kekeringan terjadi di 50 desa dan ada 8.095 kepala keluarga (KK) terdampak. Kekeringan mengakibatkan warga kesulitan mendapatkan air bersih, termasuk untuk pengairan lahan pertanian. “Hasil pemetaan untuk wilayah rawan kekeringan masih sama dengan tahun 2019 lalu, di mana waktu itu ada 13 kecamatan, 50 desa dengan bantuan air bersih sebanyak 7 juta liter. Dari 13 kecamatan itu adalah Kaloran, Kandangan, Kranggan, Pringsurat, Selopampang, Jumo, Tlogomulyo, Kledung, Gemawang, Candiroto, Bulu, Kedu, Tembarak,” terangnya. Agar masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana kekeringan dan kekurangan air bersih agar aktif dan selalu berkoordinasi dengan perangkat desa masing-masing. Sehingga ketika terjadi kekurangan air bersih bisa langsung mengajukan permohonan bantuan air bersih. “Jangan menunggu, kalau sudah membutuhkan bantuan, segerakan saja mengajukan permohonan permintaan bantuan,” pesannya.(Set)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: