BPBD Pekalongan Petakan Bencana, Atas Rawan Longsor, Bawah Rawan Banjir

BPBD Pekalongan Petakan Bencana, Atas Rawan Longsor, Bawah Rawan Banjir

MAGELANGEKSPRES.COM,PEKALONGAN - Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan sudah memetakan daerah yang rawan bencana di Kota Santri. Daerah atas atau pegunungan dipetakan rawan longsor, dan daerah bawah sebagian dinilai rawan banjir. Sedangkan potensi angin kencang merata di 19 kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Pemetaan itu dilakukan dalam upaya mengantisipasi penanganan pada saat musim hujan datang. Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo, kemarin, menerangkan, setiap musim hujan ada beberapa bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pekalongan, seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan rob. Diterangkan, daerah yang rawan bencana banjir dan rob seperti di Kecamatan Siwalan, Wonokerto, Wiradesa, Tirto, Wonopringgo, Sragi, Buaran, Bojong, dan Kedungwuni Sedangkan untuk daerah rawan bencana tanah longsor, yaitu Kecamatan Kandangserang, Petungkriyono, Doro, Kajen, Karanganyar, Lebakbarang, Paninggaran, dan Talun. \"Untuk daerah rawan bencana angin puting beliung di 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan, semuanya rawan,\" ungkapnya. Budi menyatakan, dalam menghadapi musim penghujan pihaknya sudah menyiapkan sumber daya manusia, peralatan, dan kemampuan. \"Insya Allah semua hal tersebut sudah siap. Selain itu, kita juga selalu berkoordinasi dan komunikasi dengan jajaran terkait seperti PMI, Dinsos, Dinas Perkim dan LH, dan DPU dan Taru. Apabila terjadi sesuatu atau kejadian bencana semua sudah berkoordinasi dan segera ditangani semaksimal mungkin,\" ujar dia. Sebelumnya diberitakan, memasuki musim penghujan yang diprediksi mulai bulan November 2019 ini, PMI Kabupaten Pekalongan melakukan pengecekan peralatan dan logistik yang dimilikinya. Pasalnya, saat musim peralihan ini rawan bencana angin kencang, dan saat musim hujan berpotensi banjir dan longsor. Ketua PMI Kabupaten Pekalongan Arini Harimurti, mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, awal musim hujan pada tahun 2019 di wilayah Pantura diprediksi terjadi pada bulan November. \"Oleh karena itu, saya datang ke markas PMI untuk mengecek semua alat yang ada di PMI dan logistiknya, apakah siap tidak untuk menghadapi pergantian musim,\" kata Arini, yang juga Wakil Bupati Pekalongan ini. Menurutnya, dari hasil pengecekan peralatan dan logistik tadi semuanya sudah siap, apabila hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. \"Semua alat tadi saya cek, dari alat evakuasi, obat-obatan, tandu, oksigen, kendaraan, dan gergaji. Takutnya, \\\'ono alate ora biso diuripke\\\' (ada alatnya tapi tidak bisa digunakan). Hal-hal ini jangan sampai terjadi,\" ujar dia. Ia bersyukur semua peralatan aman dan bisa difungsikan. Selain itu, untuk bantuan logistik sendiri PMI juga \\\'ready\\\'. Tidak hanya itu, PMI juga akan berkoordinasi terus dengan BPBD untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan selama peralihan musim dan memasuki musim penghujan nanti. Arini mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai dan berhati-hati saat musim pancaroba dan musim penghujan. Menurutnya, penyakit saat pergantian musim juga perlu diwaspadai. Oleh karenanya, pihaknya mengajak masyarakat untuk bersih-bersih lingkungan sekitar. \"Potensi bencana yang perlu diwaspadai pada saat musim ini, yaitu bencana angin kencang dan puting beliung. Untuk musim hujan, banjir dan longsor,\" katanya. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: