Budaya 5R Jawab Kebutuhan Tenaga Industri
PURWOREJO - Berupaya untuk menjawab kebutuhan industri, siswa SMK PN Purworejo membenamkan budaya 5R atau Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin dalam kurikulum pendidikannya. Pasalnya, tanpa budaya tersebut lulusan SMK tidak akan dilirik oleh dunia kerja. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Yayasan Toyota dan Astra, Hendratmaka saat ditemui memberikan paparan tentang budaya 5R pada sosialisasi dan visitasi di SMK PN da PN2 Purworejo, Kamis (15/8). Dikatakannya, dengan budaya 5R tersebut karakter dan mentalitas siswa akan terbentuk menjadi baik. \"Salah satu kelemahan lulusan SMK ada pada mentalitas dan karakternya. Dengan adanya budaya 5R yang dibiasakan sejak masa pendidikan tentu lulusan SMK nantinya akan memiliki karakter dan mentalitas sesuai dengan yang dibutuhkan dunia industri,\" katanya. Lebih lanjut dikatakanya, diharapkan dengan adanya budaya 5R ini para siswa akan terbiasa bekerja dengan semangat, daya kerja, daya juang, tekun, teliti, jujur, tanggung jawab, peduli lingkungan, memiliki inisiatif serta bisa bekerjasama dengan orang lain. \"Di Indonesia, kami melakukan uji coba penerapan budaya 5R di 15 sekolah yang mayoritas berada di Jawa karena tenaga industri mayoritas dicukupi oleh daerah tersebut. 9 diantaranya berada di Jawa Tengah. Termasuk salah satunya SMK PN ini,\" terangnya. Selama program ini berjalan, pihaknya yayasan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sekolah-sekolah yang menerapkan budaya 5R. Jika progresnya bagus, pihak yayasan akan memberikan reward berupa bantuan peralatan praktik maupun peralatan lain yang dibutuhkan oleh sekolah. \"Dulu sasaran kami adalah beasiswa untuk mahasiswa teknik. Namun karena sudah banyak yang memberikan beasiswa untuk mahasiswa, akhirnya kami membuat program pendidikan untuk pelajar. Yakni program 5R ini,\" tandasnya. Sementara itu, Kepala SMK PN2 Purworejo, Rahmi Undaryati SSos mengungkapkan, program 5R ini sudah diterapkan di SMK PN sejak dua tahun terakhir. Semenjak budaya 5R ini berjalan, pihaknya sangat merasakan perubahan perilaku warga sekolah khususnya para siswa yang signifikan. \"Karena program budaya 5R ini tidak hanya berlaku bagi siswa saja, namun seluruh warga sekolah terlibat didalamnya. Sehingga lingkungannya juga betul-betul mendukung,\" katanya. (luk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: